Pengertian Pasar
Pasar
adalah tempat bertemunya calon penjual dengan calon pembeli barang atau jasa.
Para penjual dan pembeli akan melakukan transaksi di pasar. Transaksi merupakan
kesepakatan dalam kegiatan jual-beli. Syarat terjadinya transaksi yaitu ada
barang yang akan diperjualbelikan, ada pedagang, ada pembeli, ada kesepakatan
harga barang, dan tidak ada paksaan dari pihak manapun.
Perlu
kita ketahui bahwa pasar mempunyai beberapa jenis yang dibedakan menurut beberapa
kategori, yaitu menurut waktunya, menurut bentuknya, menurut fisiknya, menurut
barang yang diperjualbelikan dan menurut luas kegiatannya. Nah disini saya akan
membahas jenis pasar menurut bentuknya.
1.
Pasar persaingan
sempurna
Dalam pasar persaingan sempurna
terdapat banyak penjual atau pembeli yang sama-sama telah mengetahui keadaan
pasar. Barang yang diperjualbelikan dalam pasar persaingan sempurna homogen
(sejenis). Selain itu, baik penjual ataupun pembeli tidak bebas menentukan
harga, karena harga ditentukan oleh kekuatan pasar. Pasar persaingan sempurna
adalah keadaan di mana penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi harga.
Harga yang telah terbentuk merupakan hasil dari mekanisme pasar berdasarkan
jumlah permintaan dan penawaran.
Sebuah pasar dikatakan pasar pesaing
sempurna apa bila memenuhi sayarat / karakteristik, berikut karakteristik pasar
pesaing sempurna :
1)
Semua perusahaan memproduksi barang yang
homogen homogeneous product
Yang dimaksud dengan produk yang
homogen adalah produk yang mampu memberikan kepuasan kepada konsumen tanpa
perlu mengetahui siapa produsennya. Konsumen tidak membeli merek barang
tetapi kegunaan barang. Oleh karena itu semua perusahaan dianggap
mampu memproduksi barang dan jasa dengan kualitas dan karakteristik yang sama.
2)
Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan /
informasi yang sempurna perfect knowledge
Konsumen dan Produsen memiliki
pengetahuan sempurna tentang harga produk dan input yang di jual. dengan begitu
konsumen tidak akan mengalami perlakuan harga jual yang berbeda dari satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya.
3)
Output sebuah perusahaan relatif kecil
dibanding output pasar small relatively output
Semua perusahaan
dalam industri dianggap berproduksi efesien (biaya rata rata terendah), baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. dengan demikian jumlah output setiap
perusahaan secara individu dianggap relatif kecil dibanding jumlah output
seluruh perusahaan dalam industri.
4)
Perusahaan menerima harga yang ditentukan
pasar price taker
Secara individu
perusahaan tidak mampu memengaruhi harga pasar, oleh karena itu perusahaan
menyesuaikan jumlah output untuk mencapai laba maksimum. Kenapa ?? karena
perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada harga yang ditetapkan
pasar.
5)
Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar free
entry and exit
Pasar pesaing
sempurna faktor produksi mobilitasnya tidak terbatas dan tidak ada biaya yang
harus dikeluarkan untuk memindahkan faktor produksi. Faktor produksi seperti
tenaga kerja, karena tenaga kerja mudah untuh dipindahkan dari satu tempat ke
tempat lainnya dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya tanpa biaya. hal ini
lah yang menyebabkan perusahaan leluasa untuk masuk keluar pasar. Jika
perusahaan tertari di sebuah industri maka perusahaan tersebut dapat langsung
masuk, apabila sudah tertarik lagi atau gagal dengan segera dapat keluar.
Pasar Pesaing Sempurna juga memiliki
kelebihan dan kelemahan, diantara nya adalah :
Kelebihan
-
Pasar pesaing sempurna memeberikan penjelasan
tentang perilaku perusahaan dalam dunia ideal, dimana dibuktikan bahwa
perusahaan berproduksi dalam skala yang efisien dengan harga produksi yang
paling murah.
-
Pasar pesaing sempurna memungkinkan output
yang maksimum dibanding pasar lainnya.
-
Konsekuensi model pasar pesaing sempurna bagi
masyarakat adalah pasar ini memberikan tingkat kemakmuran dan kenikmatan yang
maksimal, karena harga jual barang dan jasa adalah yang termurah, jumlah output
paling banyak sehingga rasio output per penduduk maksimal, masyarakat merasa
nyaman dalam mengonsumsi karena tidak perlu membuang waktu untuk memilih barang
dan jasa dan tidak takut ditipu dalam kualitas dan harga
Kelemahan
-
Kelemahan dalam hal asumsi
Asumsi asumsi yang dipakai dalam pasar
persaingan sempurna mustahil terwujud karena dalam dunia nyata produsen dengan
konsumen dibatasi oleh dimensi waktu dan tempat . keterbatasan itu
mengakibatkan butuh nya biaya untuk melakukan perpindahan faktor produksi dan
pengumpulan informasi, sehingga yang diperoleh pun tidak homogen dan sempurna.
-
Kelemahan dalam pengembangan teknologi
Pengembangan teknologi sangat dibutuh
kan untuk meningkatkan efesiensi produksi, karena dengan meningkatnya efesiensi
produksi maka setiap perusahaan akan mendapatkan laba yang meningkat pula.
-
Konflike efesiensi-keadilan
Pasar persaingan sempurna sangat
menekankan efesiensi, tetapi hal ini akan mengakibatkan masalah industri antara
negara berkembang dengan negara maju. Apa penyebabnya ? penyebabnya karena di
negara berkembang nantinya akan membutuhkan biaya produksi yang lebih tinggi
dari negara maju agar dapat bersaing di pasar global.
2.
Pasar monopoli
Pasar monopoli adalah pasar yang hanya
terdapat satu penjual untuk suatu jenis barang tertentu. Pasar dimana seorang penjual suatu barang
dipasar hanya ada satu orang saja. Misalnya PT kereta Api Indonesia.
Pasar monopoli adalah pasar dimana
cuman hanya ada satu produsen tanpa ada produsen lain bisa dikatakan bahwa
pasar monopoli ini produsen nya tidak memiliki pesaing. Jadi perusahaan
perusahaan yang mempunyai daya monopoli karena kemampuan teknis disebut
perusahaan monopolis alamiah.
Pasar Monopoli memiliki dampak negatif
terhadap masayarakat yaitu biaya sosial, biaya sosial tersebut antara lain :
-
Hilang atau berkurangnya tingkat kesejahteraan
konsumen
-
Menimbulkan eksploitasi terhadap konsumen dan
pekerja
-
Memburuknya kondisi makroekonomi nasional
-
Memburuknya kondisi perekonomia internasional
Dampak positif
dari pasar monopoli ini antara lain :
-
Monopoli, efesiensi, dan pertumbuhan ekonomi
-
Monopoli dan efesiensi pengadaan barang publik
-
Monopoli dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat
3.
Pasar
monopolistis
Dalam pasar monopolistik terdapat
banyak penjual dan pembeli. Penjual bisa melakukan monopoli karena keistimewaan
produk masing-masing. Pembeli bebas menentukan pilihannya dalam berbelanja.
Jadi, pasar ini ada unsur persaingan dan monopoli.
salah satu bentuk
pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi
memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak
terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter
tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya.
Karakteristik dari Pasar persaingan
Monopolistik
1) Produk yang
terdiferensial
2) Jumlah perusahaan
banyak dalam industri
3) Bebas masuk dan
keluar pasar
4.
Pasar oligopoli
Pasar oligopoli adalah pasar yang
hanya ada beberapa penjual. Istilah beberapa penjual ini jumlah penjual tidak
terlalu banyak sehingga pengaruh penjual sangat kecil, dan tidak ada penjual
yang berkuasa segala-galanya. Pasar yang
di dalamnya terdapat beberapa penjual yang dipimpin oleh salah satu dari
penjual barang tersebut dan juga mengendalikan tingkat harga barang. Misalnya
perusahaan otomotif Astra Indonesia.
Pasar di mana penawaran satu jenis
barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari
dua tetapi kurang dari sepuluh. Oligopoli memiliki struktur pasarnya sendiri.
Dalam pasar oligopoli, setiap
perusahaan memosisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan
pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk
pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru,
perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan
konsumen dari pesaing mereka.
Karakteristik dari pasar oligopoli :
1. Hanya sedikit
perusahaan dalam industri
2. Produknya homogen
atau terdefiferensial
3. Pengambilan
keputusan yang saling memengaruhi
4. Kompetisi non
harga
Pengertian Dan Konsep-Konsep
Pendapatan Nasional
Pendapatan
nasional adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh
masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun. Salah satu indikator penting
untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu
adalah data Produk Domestik Bruto (PDB), baik atas dasar harga berlaku maupun
atas dasar harga konstan. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang
dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan
jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang
dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas
dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang
dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai
dasar.
Konsep Pendapatan Nasional
Konsep pendapatan nasional pertama
kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris
yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam
perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan
penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut
tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu
ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan
pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan
perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP),
yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara
yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.
Berikut adalah
beberapa konsep pendapatan nasional :
1. Produk
Domestik Bruto (GDP)
Produk
domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah nilai produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas
wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini,
termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan.
Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan
penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat
bruto/kotor.
2. Produk
Nasional Bruto (GNP)
Produk
Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional)
selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi
perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
Rumus :
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri
3.
Produk Nasional
Neto (NNP)
NNP adalah jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan
(depresiasi) dan barang pengganti modal produksi. Jumlah NNP sama dengan jumlah
pendapatan rumah tangga konsumsi sebagai imbalan atas penyerahan faktor-faktor.
Rumus :
NNP = GNP – Penyusutan
4.
Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National
Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang
diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat
diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak
langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti
pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
Rumus :
NNI = NNP – Pajak tidak langsung
5.
Pendapatan
Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah
jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk
pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan
perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer
payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa
produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun
lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para
pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk
mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak
laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba
yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk
beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran
pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan
dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi
bekerja).
Rumus :
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran
asuransi + Iuran jaminan social + Pajak perseorangan )
6.
Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable
Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang
dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi
investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income
(PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah
pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus
langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
Rumus :
DI = PI – Pajak langsung
Perputaran Roda Perekonomian
Perumbuhan ekonomi suatu negara biasanya
dihitung berdasarkan pertumbuhan riil dari GDP negara tersebut, yakni seberapa
besar GDP negara bertambah secara riil dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ini
dihitung dengan cara membagi nilai dari output suatu rektor ekonomi pada tahun
tertentu dengan nilai output sektor tersebut pada tahun sebelumnya dan dikali
100% kemudian dikurangi 100. Bila GDP mengalami pertumbuhan yang tinggi berarti
pendapatan masyarakat juga kan mengalami pertumbuhan yang tinggi, terlepas dari
siapa atau kelompok mana dari masyarakat yang menerima pendapatan tertentu.
Untuk dapat memahami lebih dalam
tetntang GDP perhatikan Lampiran 1.1. GDP Indonesia menurut lapangan usaha
berdasarkan harga yang berlaku dan harga konstan.
Pengeluaran Agregat (Aggregate
Spending)
Seperti diterangkan daitas bahwa GDP
dapat dihitung dari sisi pengeluaran aggreagte (Aggregate Spending) pelaku
ekonomi dalam suatu negara. Pengeluaran aggregate ini sama dengan permintaan
agregat karena konsekuensi dari permintaan adalah adanya pengeluaran oleh rumah
tangga, investor, pemerintah dan eksportir unutk memebeli barang dan jasa.
Pengeluaran Aggregate dapat dikelompokkan atas empat komponen, yaitu :
1.
Pengeluaran
konsumsi rumah tangga
2.
Pengeluaran
investasi oleh pengusaha (bisnis)
3.
Pengeluaran
pemerintah
4.
Pengeluaran luar
negeri
Berikut akan diuraikan satu persatu dari
komponen Agregat Demand atau Agregat Spending tersebut.
1.
Pengeluaran
Konsumsi
Merupakan bagian terbesar dari permintaan
agregat yaitu berupa permintaan dari konsumen terhadap barang dan jasa yang
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Konsumsi inimemegang peranan penting
dalam perekonomian menurut teori Keynesian karena akan menentukan output dan
pendapatan masyarakat suatu negara. Kontribusi konsumsi terhadap pembentukan
GDP di indonesia diperkirakan sebesar 65% dari total GDP. Konsumsi dapat dibagi
atas tiga kategori yaitu barang tahan lama seperti mobil, barang tahan lama,
dan jasa. Dari sisi asal barang maka barang dalam negeri dan barang/jasa yang
diproduksi oleh negara lain yang diimpor ke Indonesia. Dalam perhitungan GDP
angka import ini harus dikeluarkan dari angka GDP.
2.
Pengeluaran
Pemerintah
Yang termasuk dalma pengeluaran
pemerintah adalah semua pengeluaran pemerintah yang diperlukan agar roda
pemerintah dapat berjalan dengan baik. Pengeluaran pemerintah ini tercantum
dalma anggaran belanja dan pendapatan nasional (APBN). Barang dan jasa yang
dibeli oleh pemerintah tidak dihitung nilai tambahnya (value added) seperti
halnya pasa barang konsumsi karena barang dan jasa yang diproduksi oleh
pemerinta pada umumnya adalah gratis. Pengeluaran pemerintah seperti uang
pensiun tidak dihitung dalam GDP karena pengeluaran tersebut bukan merupakan
pembelian terhadap barang atau jasa yang baru diproduksi.
3.
Pengeluaran Investasi
Investasi adalah tambahan terhadap
akumulasi modal ditambah dengan perubahan persediaan. Tetapi transaksi saham
tidak termasuk dalam penambahan stok modal. Jadi investasi adalah aktivitas
yang bisa meningkatkan kemampuan ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa
dimasa mendatang. Contohnya adalah pembelian barang investasi, peralatan, dan
pembangunan rumah baru. Sewa dari rumah tersebut dihitung sebagai konsumsi.
4.
Permintaan Ekspor
Bersih (Net Export)
Komponenterakhir dari GDP adalah net
export yaitu selisih export dan import (X-M). Export merupakan GDP dari dalam
negeri karena merupakan barang atau jasa yang diproduksi di dalam negeri,
tetapi tidak dikonsumsi di dalam negeri. Barang ekspor akan dibeli atau
dikonsumsi oleh rumah tangga, investor, atau pemerintah negara asing sedangkan
import adalah barang yang diproduksi diluar negeri, berarti adalah GDP negara
asing.
Dalam GDP yang dihitung adalah net
ekspor untuk menghindari perhitungan dua kali. Barang dan jasa yang dibeli oleh
rumah tangga, investor, dan pemerintah tidak semuanya diproduksi didalam negeri
tetapi barang yang dibeli tersebut berasal dari luar negeri. Jadi komponen
pengeluaran aggregate yang diuraikan diatas pengeluaran rumah tangga, investor
dan pemerintah sebagiannya adalah barang yang diproduksi diluar negeri, berarti
adalah GDP negara asing atau bukan merupakan GDP Indonesia. Karena itu untuk
mengkoreksinya maka ekspor harus dikurangi dengan impor agar barang import
tidak terhitung sebagai GDP kita, karena yang termasuk dalam GDP Indonesia
adalah konsumsi rumah tangga berupa barang0barang produksi dalam negeri,
ditambah dengan belanja barang investor, ditambah belanja barang pemerintah dan
ditambah dengan nilai barang yang diekspor ke luar negeri. Barang-barang import
yang telah dikonsumsi oleh konsumen dalam negeri tidak bisa dihitung sendiri
karena telah masuk dalam perhitungan jumlah konsumsi. Nilai barang import ini
tentu sama dengan jumlah nilai barang yang diimport yang tercatat di Bea dan
Cukai sehingga denga mengeluarkannya dari angka export maka sama dengan
mengeluarkannya dari angka konsumsi barang import.
Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
1.
Metode Pendekatan
Produksi
Pendekatan produksi adalah nilai
tambah yang diciptakan dalam suatu proses produksi. Metode ini untuk menghitung
pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh
perusahaan-perusahaan di berbagai lapangan usaha dalam perekonomian.
Pendekatan produksi (PDB/PGNP)
merupakan pendapatan yang berasal dari penggunaan beberapa faktor-faktor
produksi untuk menghasilkan sesuatu. Nilai produksi suatu sector menggambarkan
nilai tambah yang diwujudkan oleh suatu sektor tersebut.
Ada
sembilan sektor atau lapangan usaha terbagi dalam tiga kelompok, yaitu sebagai
berikut :
1.
Sektor primer
a.
Pertanian,
pertenakan, kehutanan, dan perikanan.
b.
Pertambangan dan
penggalian.
2.
Sektor sekunder
a.
Industri
pengolahan.
b.
Listrik, air dan
gas.
c.
Bangunan.
3.
Sektor tersier
a.
Perdagangan,
hotel dan restoran.
b.
Pengangkutan dan
telekomunikasi.
c.
Jasa lain-lain.
Pendekatan produksi dapat
dirumuskansebagai berikut.
Y
= (P1 x Q1) + (P2 x Q2) + .... (Pn
x Qn)
Keterangan
:
Y
= Pendapatan nasional
P1
= harga barang ke-1
Q1
= jenis barang ke-1
Pn
= harga barang ke-n
Qn
= jenis barang ke-n
2.
Metode Pendekatan
Pendapatan
Pendekatan pendapatan (income a product) adalah suatu
pendekatan dimana pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan
pendapatan dari berbagai faktor produksi yang memberi sumbangan terhadap proses
produksi.
Metode pendekatan pendapatan adalah
pendapatan nasional dari hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan yang
diterima oleh pemilik faktor produksi dalam suatu negara selama satu tahun.
Pendekatan ini mengarah pada
penerimaan atas penggunaan faktor-faktor produksi. Faktor-faktor produksi
terdiri dari tenaga kerja, modal, tanah, dan keahlian. Masing-masing faktor
produksi akan menghasilkan pendapatan yang berbeda-beda, tenaga kerja akan
memperoleh gaji/upah, pemilik modal akan mendapatkan bunga, pemilik tanah akan
memperoleh sewa, dan keahlian akan memperoleh laba.
a)
Kompensasi/ gaji
untuk pekerja
Pekerja mendapat upah dan gaji serta
penerimaan lain, seperti pemberian tunjangan pensiun, jaminan sosial, dan
pendapatan lainnya.
b)
Keuntungan/ laba
perusahaan
Merupakan pendapatan yang dihasilkan
suatu perusahaan karena mengelola sumber daya yang dimilikinya.
c)
Pendapatan usaha
perorangan
Merupakan pendapatan yang diterima
dari penggunaan tenaga kerja dan hasil usaha perorangan, seperti petani.
d)
Pendapatan sewa
Merupakan balas jasa yang diberikan
pada pemilik sumber daya yang digunakan untuk kegiatan ekonomi.
e)
Bunga
Bunga neto dibayar oleh perusahaan
dikurangi dengan bunga uang diterima oleh perusahaan, ditambah netto yang
diterima dari luar negeri.
Pendapatan pendapatan dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Y
= r + w + i + p
Keterangan
:
Y
=pendapatan nasional
r
= pendapatan dari upah, gaji dan lainnya
w
= pendapatan bersih dari sewa
i
= pendapatan dari bunga
p
= pendapatan dari keuntungan perusahaandan usaha perorangan
3.
Pendekatan
Pengeluaran
Perhitungan pendapatan nasional
dengan menggunakan pendekatan pengeluaran ini dilakukan dengan menjumlahkan
seluruh pengeluaran berbagai sektor ekonomi, yaitu rumah tangga, perusahaan,
pemerintah, dan masyarakat luar negeri suatu negara pada periode tertentu.
Jenis pengeluaran dari masing-masing
pelaku ekonomi terdiri dari belanja untuk konsumsi (C), belanja untuk investasi
(I), belanja untuk pemerintah (G), ekspor (X), dan impor (M).
Pendekatan pengeluaran dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Y
= C + I + G + (X-M)
Keterangan
:
Y
= pendapatan nasional
C
= consumption (konsumsi rumah tangga)
I
= investment (investasi)
G
= government expenditure (pengeluaran pemerintah)
X
= ekspor
M
= impor
Masalah Dan Keterbatasan Perhitungan PDB
a.
Perhitungan
PDB dan Analisa Kemakmuran
Perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas
tentang tingkat kemakmuran suatu negara, dengan cara membaginya dengan jumlah
penduduk (disebut PDB per kapita). Menurut PBB, sebuah negara dikatakan miskin
bila PDB per kapitanya lebih kecil daripada US$ 450,00. Berdasarkan standar
ini, maka sebagian besar negara-negara di dunia adalah negara miskin. Suatu
negara dikatakan makmur/kaya bila PDB perkapita lebih besar daripada US$ 800.
Kelemahan dari pendekatan di atas adalah tidak memperhatikan aspek distribusi
pendapatan. Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran rinci
tentang kondisi kemakmuran suatu negara. Misalnya, walaupun Amerika Serikat
yang PDB perkapitanya US$ 29.080 (tahun 1997), namun negara itu masih terus
bergelut dengan masalah kemiskinan dan pengangguran, terutama di kalangan warga
kulit hitam ataupun pendatang (kulit berwarna). Bahkan secara absolut tampaknya
jumlah penduduk miskin di Amerika serikat akan bertambah.
Faktor utama pemicu gejala di atas adalah masalah
distribusi pendapatan. Walaupun
distribusi pendapatan di USA relatif baik, tetapi belum sempurna untuk membuat
seluruh penduduknya menjadi makmur. Bahkan untuk faktor produksi non tenaga
kerja, terutama uang dan modal, distribusi penguasaannya sangat buruk. Pada
tahun 1996, sekitar 46% aset finansial dikuasai hanya oleh sekitar 1%
penduduk.
b.
Perhitungan
PDB dan Masalah Kesejahteraan Sosial
Umumnya ukuran
tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah tingkat pendidikan, kesehatan dan
gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik. Ada hubungan yang positif antara tingkat PDB per
kapita dengan tingkat kesejahteraan sosial. Makin tinggi PDB per kapita,
tingkat kesejahteraan sosial makin membaik. Hubungan ini dapat dijelaskan
dengan menggunakan logika sederhana. Jika PDB per kapita mkin tinggi, maka daya
beli masyarakat, kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin membaik.
Sehingga gizi, kesehatan, pendidikan, kebebabasan memilih pekerjaan dan jaminan
masa depan, kondisinya makin meningkat. Tapi dengan catatan, peningkatan PDB
per kapita disertai perbaikan distribusi pendapatan.
Masalah mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak
diperhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB hanya menghitung output yang
dianggap memenuhi kebutuhan fisik/ materi yang dapat diukur dengan nilai uang.
Sedangkan output yang tidak terukur dengan uang, misalnya ketenangan batin yang
diperoleh dengan menyandarkan hidup pada norma-norma agama/spiritual tidak
dihitung. Sebab, dalam kenyataannya kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh
tingkat kemakmuran, tetapi juga ketenangan batin.
Jadi kita tidak bisa serta merta mengatakan bahwa
kesejahteraan sosial di negara-negara kaya(Amerika Serikat dan Jepang) adalah
jauh lebih baik dibanding di negara-negara miskin (misal Bhutan dan Nepal).
Karena, tingkat kejahatan dan tingkat bunuh diri di negara-negara kaya tersebut
lebih tinggi di banding negara-negara miskin.
c.
PDB Per
Kapita dan Masalah Produktivitas
Untuk memperoleh perbandingan produktivitas antar
negara, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
1. Jumlah dan komposisi penduduk :
Bila jumlah
penduduk makin besar, komposisi-nya sebagian besar adalah penduduk usia kerja
(15-64 tahun) dan berpendidikan tinggi (> SLA), maka tingkat output dan
produktivitasnya dapat makin baik.
2. Jumlah dan struktur kesempatan kerja :
Jumlah
kesempatan kerja yang makin besar memperbanyak penduduk usia kerja yang dapat
terlibat dalam proses produksi. Tetapi komposisi kerja pun mempengaruhi tingkat
produktivitas. Sekalipun kesempatan kerja sangat besar, tetapi semuanya adalah
kesempatan kerja sektor pertanian, produktivitas pekerja juga tidak tinggi.
Sebab sektor pertanian umumnya memiliki nilai tambah yang rendah. Jika
kesempatan kerja yang dominan berasal dari sektor kegiatan ekonomi modern
(industri dan jasa), maka output per pekerja akan relatif tinggi, karena nilai
tambah kedua sektor tersebut amat tinggi.
3. Faktor-faktor nonekonomi :
Yang tercakup
dalam faktor-faktor nonekonomi antara lain etika kerja, tata nilai, faktor
kebudayaan dan sejarah perkembangan. Jepang pantas menjadi negara yang
produktif sebab selain jumlah penduduk yang banyak, berpendidikan tinggi dan
umumnya bekerja di sektor modern, mereka juga memiliki etika kerja yang baik,
menjujung tinggi kejujuran dan penghargaan tergadap senior. Dan Jepang juga
merupakan negara yang selama kurang lebih 3.000 tahun terus menerus membangun
dirinya menjadi bangsa modern, walaupun pembangunan ekonomi modernnya baru
dimulai dua abad yang lalu.
d.
Penghitungan
PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak Tercatat (Underground Economi)
Angka statistik PDB Indonesia yang dilaporkan oleh
Badan Pusat Statistik hanya mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal. Karena
itu, statistik PDB belum mencerminkan seluruh aktivitas perekonomian suatu
negara. Misalnya, upah pembantu rumah tangga di Indonesia tidak tercatat.
Begitu juga dengan kegiatan petani buah yang langsung menjual produknya ke
pasar.
Di negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan
pencatatan lebih disebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan
ekonomi masih didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di negara-negara
maju, kebanyakan kegiatan ekonomi yang tak tercatat disebabkan oleh karena
kegiatan tersebut merupakan kegiatan ilegal atau melawan hukum. Padahal, nilai
transaksinya sangat besar. Misalnya, kegiatan penjualan obat bius dan obat-obat
terlarang lainnya.
Sumber
:
No comments:
Post a Comment