Thursday 21 January 2016

PASAR dan PENDAPATAN NASIONAL


Pengertian Pasar
            Pasar adalah tempat bertemunya calon penjual dengan calon pembeli barang atau jasa. Para penjual dan pembeli akan melakukan transaksi di pasar. Transaksi merupakan kesepakatan dalam kegiatan jual-beli. Syarat terjadinya transaksi yaitu ada barang yang akan diperjualbelikan, ada pedagang, ada pembeli, ada kesepakatan harga barang, dan tidak ada paksaan dari pihak manapun.
            Perlu kita ketahui bahwa pasar mempunyai beberapa jenis yang dibedakan menurut beberapa kategori, yaitu menurut waktunya, menurut bentuknya, menurut fisiknya, menurut barang yang diperjualbelikan dan menurut luas kegiatannya. Nah disini saya akan membahas jenis pasar menurut bentuknya.
1.        Pasar persaingan sempurna
     Dalam pasar persaingan sempurna terdapat banyak penjual atau pembeli yang sama-sama telah mengetahui keadaan pasar. Barang yang diperjualbelikan dalam pasar persaingan sempurna homogen (sejenis). Selain itu, baik penjual ataupun pembeli tidak bebas menentukan harga, karena harga ditentukan oleh kekuatan pasar. Pasar persaingan sempurna adalah keadaan di mana penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi harga. Harga yang telah terbentuk merupakan hasil dari mekanisme pasar berdasarkan jumlah permintaan dan penawaran.
     Sebuah pasar dikatakan pasar pesaing sempurna apa bila memenuhi sayarat / karakteristik, berikut karakteristik pasar pesaing sempurna :
1)      Semua perusahaan memproduksi barang yang homogen homogeneous product
            Yang dimaksud dengan produk yang homogen adalah produk yang mampu memberikan kepuasan kepada konsumen tanpa perlu mengetahui siapa produsennya. Konsumen tidak membeli merek barang tetapi kegunaan barang.  Oleh karena itu semua perusahaan dianggap mampu memproduksi barang dan jasa dengan kualitas dan karakteristik yang sama.

2)      Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan / informasi yang sempurna perfect knowledge
           Konsumen dan Produsen memiliki pengetahuan sempurna tentang harga produk dan input yang di jual. dengan begitu konsumen tidak akan mengalami perlakuan harga jual yang berbeda dari satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.

3)      Output sebuah perusahaan relatif kecil dibanding output pasar small relatively output
           Semua perusahaan dalam industri dianggap berproduksi efesien (biaya rata rata terendah), baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. dengan demikian jumlah output setiap perusahaan secara individu dianggap relatif kecil dibanding jumlah output seluruh perusahaan dalam industri.

4)      Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar price taker
           Secara individu perusahaan tidak mampu memengaruhi harga pasar, oleh karena itu perusahaan menyesuaikan jumlah output untuk mencapai laba maksimum. Kenapa ?? karena perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada harga yang ditetapkan pasar.

5)      Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar free entry and exit
           Pasar pesaing sempurna faktor produksi mobilitasnya tidak terbatas dan tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memindahkan faktor produksi. Faktor produksi seperti tenaga kerja, karena tenaga kerja mudah untuh dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya tanpa biaya. hal ini lah yang menyebabkan perusahaan leluasa untuk masuk keluar pasar. Jika perusahaan tertari di sebuah industri maka perusahaan tersebut dapat langsung masuk, apabila sudah tertarik lagi atau gagal dengan segera dapat keluar.
Pasar Pesaing Sempurna juga memiliki kelebihan dan kelemahan, diantara nya adalah :
Kelebihan 
-          Pasar pesaing sempurna memeberikan penjelasan tentang perilaku perusahaan dalam dunia ideal, dimana dibuktikan bahwa perusahaan berproduksi dalam skala yang efisien dengan harga produksi yang paling murah.
-          Pasar pesaing sempurna memungkinkan output yang maksimum dibanding pasar lainnya.
-          Konsekuensi model pasar pesaing sempurna bagi masyarakat adalah pasar ini memberikan tingkat kemakmuran dan kenikmatan yang maksimal, karena harga jual barang dan jasa adalah yang termurah, jumlah output paling banyak sehingga rasio output per penduduk maksimal, masyarakat merasa nyaman dalam mengonsumsi karena tidak perlu membuang waktu untuk memilih barang dan jasa dan tidak takut ditipu dalam kualitas dan harga

Kelemahan
-          Kelemahan dalam hal asumsi
     Asumsi asumsi yang dipakai dalam pasar persaingan sempurna mustahil terwujud karena dalam dunia nyata produsen dengan konsumen dibatasi oleh dimensi waktu dan tempat . keterbatasan itu mengakibatkan butuh nya biaya untuk melakukan perpindahan faktor produksi dan pengumpulan informasi, sehingga yang diperoleh pun tidak homogen dan sempurna.

-          Kelemahan dalam pengembangan teknologi
     Pengembangan teknologi sangat dibutuh kan untuk meningkatkan efesiensi produksi, karena dengan meningkatnya efesiensi produksi maka setiap perusahaan akan mendapatkan laba yang meningkat pula.

-          Konflike efesiensi-keadilan
     Pasar persaingan sempurna sangat menekankan efesiensi, tetapi hal ini akan mengakibatkan masalah industri antara negara berkembang dengan negara maju. Apa penyebabnya ? penyebabnya karena di negara berkembang nantinya akan membutuhkan biaya produksi yang lebih tinggi dari negara maju agar dapat bersaing di pasar global.

2.        Pasar monopoli
     Pasar monopoli adalah pasar yang hanya terdapat satu penjual untuk suatu jenis barang tertentu. Pasar dimana seorang penjual suatu barang dipasar hanya ada satu orang saja. Misalnya PT kereta Api Indonesia.
     Pasar monopoli adalah pasar dimana cuman hanya ada satu produsen tanpa ada produsen lain bisa dikatakan bahwa pasar monopoli ini produsen nya tidak memiliki pesaing. Jadi perusahaan perusahaan yang mempunyai daya monopoli karena kemampuan teknis disebut perusahaan monopolis alamiah.
     Pasar Monopoli memiliki dampak negatif terhadap masayarakat yaitu biaya sosial, biaya sosial tersebut antara lain :
-          Hilang atau berkurangnya tingkat kesejahteraan konsumen
-          Menimbulkan eksploitasi terhadap konsumen dan pekerja
-          Memburuknya kondisi makroekonomi nasional
-          Memburuknya kondisi perekonomia internasional

Dampak positif dari pasar monopoli ini antara lain :
-          Monopoli, efesiensi, dan pertumbuhan ekonomi
-          Monopoli dan efesiensi pengadaan barang publik
-          Monopoli dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

3.        Pasar monopolistis
     Dalam pasar monopolistik terdapat banyak penjual dan pembeli. Penjual bisa melakukan monopoli karena keistimewaan produk masing-masing. Pembeli bebas menentukan pilihannya dalam berbelanja. Jadi, pasar ini ada unsur persaingan dan monopoli.
       salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya.

Karakteristik dari Pasar persaingan Monopolistik
1)      Produk yang terdiferensial
2)      Jumlah perusahaan banyak dalam industri
3)      Bebas masuk dan keluar pasar


4.        Pasar oligopoli
     Pasar oligopoli adalah pasar yang hanya ada beberapa penjual. Istilah beberapa penjual ini jumlah penjual tidak terlalu banyak sehingga pengaruh penjual sangat kecil, dan tidak ada penjual yang berkuasa segala-galanya. Pasar yang di dalamnya terdapat beberapa penjual yang dipimpin oleh salah satu dari penjual barang tersebut dan juga mengendalikan tingkat harga barang. Misalnya perusahaan otomotif Astra Indonesia.
     Pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh. Oligopoli memiliki struktur pasarnya sendiri.
     Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memosisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.

Karakteristik dari pasar oligopoli :
1.      Hanya sedikit perusahaan dalam industri 
2.      Produknya homogen atau terdefiferensial
3.      Pengambilan keputusan yang saling memengaruhi
4.      Kompetisi non harga


Pengertian Dan Konsep-Konsep Pendapatan Nasional
            Pendapatan nasional adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun. Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. 

Konsep Pendapatan Nasional
            Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.
Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional :
1.      Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
2.      Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
Rumus :
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri

3.      Produk Nasional Neto (NNP)

NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal produksi. Jumlah NNP sama dengan jumlah pendapatan rumah tangga konsumsi sebagai imbalan atas penyerahan faktor-faktor.
Rumus :
NNP = GNP – Penyusutan

4.      Pendapatan Nasional Neto (NNI)

Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
Rumus :
NNI = NNP – Pajak tidak langsung

5.      Pendapatan Perseorangan (PI)

Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
Rumus :
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social + Pajak perseorangan )

6.      Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)

Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
Rumus :
DI = PI – Pajak langsung


Perputaran Roda Perekonomian
         
          Perumbuhan ekonomi suatu negara biasanya dihitung berdasarkan pertumbuhan riil dari GDP negara tersebut, yakni seberapa besar GDP negara bertambah secara riil dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ini dihitung dengan cara membagi nilai dari output suatu rektor ekonomi pada tahun tertentu dengan nilai output sektor tersebut pada tahun sebelumnya dan dikali 100% kemudian dikurangi 100. Bila GDP mengalami pertumbuhan yang tinggi berarti pendapatan masyarakat juga kan mengalami pertumbuhan yang tinggi, terlepas dari siapa atau kelompok mana dari masyarakat yang menerima pendapatan tertentu.
            Untuk dapat memahami lebih dalam tetntang GDP perhatikan Lampiran 1.1. GDP Indonesia menurut lapangan usaha berdasarkan harga yang berlaku dan harga konstan.

Pengeluaran Agregat (Aggregate Spending)
           Seperti diterangkan daitas bahwa GDP dapat dihitung dari sisi pengeluaran aggreagte (Aggregate Spending) pelaku ekonomi dalam suatu negara. Pengeluaran aggregate ini sama dengan permintaan agregat karena konsekuensi dari permintaan adalah adanya pengeluaran oleh rumah tangga, investor, pemerintah dan eksportir unutk memebeli barang dan jasa. Pengeluaran Aggregate dapat dikelompokkan atas empat komponen, yaitu :
1.      Pengeluaran konsumsi rumah tangga
2.      Pengeluaran investasi oleh pengusaha (bisnis)
3.      Pengeluaran pemerintah
4.      Pengeluaran luar negeri
Berikut akan diuraikan satu persatu dari komponen Agregat Demand atau Agregat Spending tersebut.
1.      Pengeluaran Konsumsi

Merupakan bagian terbesar dari permintaan agregat yaitu berupa permintaan dari konsumen terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Konsumsi inimemegang peranan penting dalam perekonomian menurut teori Keynesian karena akan menentukan output dan pendapatan masyarakat suatu negara. Kontribusi konsumsi terhadap pembentukan GDP di indonesia diperkirakan sebesar 65% dari total GDP. Konsumsi dapat dibagi atas tiga kategori yaitu barang tahan lama seperti mobil, barang tahan lama, dan jasa. Dari sisi asal barang maka barang dalam negeri dan barang/jasa yang diproduksi oleh negara lain yang diimpor ke Indonesia. Dalam perhitungan GDP angka import ini harus dikeluarkan dari angka GDP.

2.      Pengeluaran Pemerintah

Yang termasuk dalma pengeluaran pemerintah adalah semua pengeluaran pemerintah yang diperlukan agar roda pemerintah dapat berjalan dengan baik. Pengeluaran pemerintah ini tercantum dalma anggaran belanja dan pendapatan nasional (APBN). Barang dan jasa yang dibeli oleh pemerintah tidak dihitung nilai tambahnya (value added) seperti halnya pasa barang konsumsi karena barang dan jasa yang diproduksi oleh pemerinta pada umumnya adalah gratis. Pengeluaran pemerintah seperti uang pensiun tidak dihitung dalam GDP karena pengeluaran tersebut bukan merupakan pembelian terhadap barang atau jasa yang baru diproduksi.

3.      Pengeluaran  Investasi

Investasi adalah tambahan terhadap akumulasi modal ditambah dengan perubahan persediaan. Tetapi transaksi saham tidak termasuk dalam penambahan stok modal. Jadi investasi adalah aktivitas yang bisa meningkatkan kemampuan ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa dimasa mendatang. Contohnya adalah pembelian barang investasi, peralatan, dan pembangunan rumah baru. Sewa dari rumah tersebut dihitung sebagai konsumsi.

4.      Permintaan Ekspor Bersih (Net Export)

Komponenterakhir dari GDP adalah net export yaitu selisih export dan import (X-M). Export merupakan GDP dari dalam negeri karena merupakan barang atau jasa yang diproduksi di dalam negeri, tetapi tidak dikonsumsi di dalam negeri. Barang ekspor akan dibeli atau dikonsumsi oleh rumah tangga, investor, atau pemerintah negara asing sedangkan import adalah barang yang diproduksi diluar negeri, berarti adalah GDP negara asing.

Dalam GDP yang dihitung adalah net ekspor untuk menghindari perhitungan dua kali. Barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga, investor, dan pemerintah tidak semuanya diproduksi didalam negeri tetapi barang yang dibeli tersebut berasal dari luar negeri. Jadi komponen pengeluaran aggregate yang diuraikan diatas pengeluaran rumah tangga, investor dan pemerintah sebagiannya adalah barang yang diproduksi diluar negeri, berarti adalah GDP negara asing atau bukan merupakan GDP Indonesia. Karena itu untuk mengkoreksinya maka ekspor harus dikurangi dengan impor agar barang import tidak terhitung sebagai GDP kita, karena yang termasuk dalam GDP Indonesia adalah konsumsi rumah tangga berupa barang0barang produksi dalam negeri, ditambah dengan belanja barang investor, ditambah belanja barang pemerintah dan ditambah dengan nilai barang yang diekspor ke luar negeri. Barang-barang import yang telah dikonsumsi oleh konsumen dalam negeri tidak bisa dihitung sendiri karena telah masuk dalam perhitungan jumlah konsumsi. Nilai barang import ini tentu sama dengan jumlah nilai barang yang diimport yang tercatat di Bea dan Cukai sehingga denga mengeluarkannya dari angka export maka sama dengan mengeluarkannya dari angka konsumsi barang import.

Metode Perhitungan Pendapatan Nasional

1.      Metode Pendekatan Produksi

            Pendekatan produksi adalah nilai tambah yang diciptakan dalam suatu proses produksi. Metode ini untuk menghitung pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh perusahaan-perusahaan di berbagai lapangan usaha dalam perekonomian.
            Pendekatan produksi (PDB/PGNP) merupakan pendapatan yang berasal dari penggunaan beberapa faktor-faktor produksi untuk menghasilkan sesuatu. Nilai produksi suatu sector menggambarkan nilai tambah yang diwujudkan oleh suatu sektor tersebut.
Ada sembilan sektor atau lapangan usaha terbagi dalam tiga kelompok, yaitu sebagai berikut :
1.      Sektor primer
a.      Pertanian, pertenakan, kehutanan, dan perikanan.
b.      Pertambangan dan penggalian.
2.      Sektor sekunder
a.      Industri pengolahan.
b.      Listrik, air dan gas.
c.       Bangunan.
3.      Sektor tersier
a.      Perdagangan, hotel dan restoran.
b.      Pengangkutan dan telekomunikasi.
c.       Jasa lain-lain.

Pendekatan produksi dapat dirumuskansebagai berikut.
Y = (P1 x Q1) + (P2 x Q2) + .... (Pn x Qn)
Keterangan :
Y = Pendapatan nasional
P1 = harga barang ke-1
Q1 = jenis barang ke-1
Pn = harga barang ke-n
Qn = jenis barang ke-n

2.      Metode Pendekatan Pendapatan

            Pendekatan pendapatan (income a product) adalah suatu pendekatan dimana pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor produksi yang memberi sumbangan terhadap proses produksi.
            Metode pendekatan pendapatan adalah pendapatan nasional dari hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan yang diterima oleh pemilik faktor produksi dalam suatu negara selama satu tahun.
            Pendekatan ini mengarah pada penerimaan atas penggunaan faktor-faktor produksi. Faktor-faktor produksi terdiri dari tenaga kerja, modal, tanah, dan keahlian. Masing-masing faktor produksi akan menghasilkan pendapatan yang berbeda-beda, tenaga kerja akan memperoleh gaji/upah, pemilik modal akan mendapatkan bunga, pemilik tanah akan memperoleh sewa, dan keahlian akan memperoleh laba.
a)      Kompensasi/ gaji untuk pekerja
Pekerja mendapat upah dan gaji serta penerimaan lain, seperti pemberian tunjangan pensiun, jaminan sosial, dan pendapatan lainnya.
b)      Keuntungan/ laba perusahaan
Merupakan pendapatan yang dihasilkan suatu perusahaan karena mengelola sumber daya yang dimilikinya.
c)      Pendapatan usaha perorangan
Merupakan pendapatan yang diterima dari penggunaan tenaga kerja dan hasil usaha perorangan, seperti petani.
d)      Pendapatan sewa
Merupakan balas jasa yang diberikan pada pemilik sumber daya yang digunakan untuk kegiatan ekonomi.
e)      Bunga
Bunga neto dibayar oleh perusahaan dikurangi dengan bunga uang diterima oleh perusahaan, ditambah netto yang diterima dari luar negeri.

Pendapatan pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y = r + w + i + p
Keterangan :
Y =pendapatan nasional
r = pendapatan dari upah, gaji dan lainnya
w = pendapatan bersih dari sewa
i = pendapatan dari bunga
p = pendapatan dari keuntungan perusahaandan usaha perorangan

3.      Pendekatan Pengeluaran

            Perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pengeluaran ini dilakukan dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran berbagai sektor ekonomi, yaitu rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan masyarakat luar negeri suatu negara pada periode tertentu.
            Jenis pengeluaran dari masing-masing pelaku ekonomi terdiri dari belanja untuk konsumsi (C), belanja untuk investasi (I), belanja untuk pemerintah (G), ekspor (X), dan impor (M).

Pendekatan pengeluaran dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y = C + I + G + (X-M)
Keterangan :
Y = pendapatan nasional
C = consumption (konsumsi rumah tangga)
I = investment (investasi)
G = government expenditure (pengeluaran pemerintah)
X = ekspor
M = impor

Masalah Dan Keterbatasan Perhitungan PDB

a.      Perhitungan PDB dan Analisa Kemakmuran

            Perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatu negara, dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk (disebut PDB per kapita). Menurut PBB, sebuah negara dikatakan miskin bila PDB per kapitanya lebih kecil daripada US$ 450,00. Berdasarkan standar ini, maka sebagian besar negara-negara di dunia adalah negara miskin. Suatu negara dikatakan makmur/kaya bila PDB perkapita lebih besar daripada US$ 800.

            Kelemahan dari pendekatan di atas adalah tidak memperhatikan aspek distribusi pendapatan. Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran rinci tentang kondisi kemakmuran suatu negara. Misalnya, walaupun Amerika Serikat yang PDB perkapitanya US$ 29.080 (tahun 1997), namun negara itu masih terus bergelut dengan masalah kemiskinan dan pengangguran, terutama di kalangan warga kulit hitam ataupun pendatang (kulit berwarna). Bahkan secara absolut tampaknya jumlah penduduk miskin di Amerika serikat akan bertambah.

            Faktor utama pemicu gejala di atas adalah masalah distribusi pendapatan. Walaupun distribusi pendapatan di USA relatif baik, tetapi belum sempurna untuk membuat seluruh penduduknya menjadi makmur. Bahkan untuk faktor produksi non tenaga kerja, terutama uang dan modal, distribusi penguasaannya sangat buruk. Pada tahun 1996, sekitar 46% aset finansial  dikuasai hanya oleh sekitar 1% penduduk.

b.      Perhitungan PDB dan Masalah Kesejahteraan Sosial

            Umumnya ukuran tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik. Ada hubungan yang positif antara tingkat PDB per kapita dengan tingkat kesejahteraan sosial. Makin tinggi PDB per kapita, tingkat kesejahteraan sosial makin membaik. Hubungan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan logika sederhana. Jika PDB per kapita mkin tinggi, maka daya beli masyarakat, kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin membaik. Sehingga gizi, kesehatan, pendidikan, kebebabasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan, kondisinya makin meningkat. Tapi dengan catatan, peningkatan PDB per kapita disertai perbaikan distribusi pendapatan.

            Masalah mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak diperhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB hanya menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan fisik/ materi yang dapat diukur dengan nilai uang. Sedangkan output yang tidak terukur dengan uang, misalnya ketenangan batin yang diperoleh dengan menyandarkan hidup pada norma-norma agama/spiritual tidak dihitung. Sebab, dalam kenyataannya kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh tingkat kemakmuran, tetapi juga ketenangan batin.

            Jadi kita tidak bisa serta merta mengatakan bahwa kesejahteraan sosial di negara-negara kaya(Amerika Serikat dan Jepang) adalah jauh lebih baik dibanding di negara-negara miskin (misal Bhutan dan Nepal). Karena, tingkat kejahatan dan tingkat bunuh diri di negara-negara kaya tersebut lebih tinggi di banding negara-negara miskin.

c.        PDB Per Kapita dan Masalah Produktivitas
            Untuk memperoleh perbandingan produktivitas antar negara, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
1.      Jumlah dan komposisi penduduk :
      Bila jumlah penduduk makin besar, komposisi-nya sebagian besar adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) dan berpendidikan tinggi (> SLA), maka tingkat output dan produktivitasnya dapat makin baik.

2.      Jumlah dan struktur kesempatan kerja :
      Jumlah kesempatan kerja yang makin besar memperbanyak penduduk usia kerja yang dapat terlibat dalam proses produksi. Tetapi komposisi kerja pun mempengaruhi tingkat produktivitas. Sekalipun kesempatan kerja sangat besar, tetapi semuanya adalah kesempatan kerja sektor pertanian, produktivitas pekerja juga tidak tinggi. Sebab sektor pertanian umumnya memiliki nilai tambah yang rendah. Jika kesempatan kerja yang dominan berasal dari sektor kegiatan ekonomi modern (industri dan jasa), maka output per pekerja akan relatif tinggi, karena nilai tambah kedua sektor tersebut amat tinggi.

3.      Faktor-faktor nonekonomi :
      Yang tercakup dalam faktor-faktor nonekonomi antara lain etika kerja, tata nilai, faktor kebudayaan dan sejarah perkembangan. Jepang pantas menjadi negara yang produktif sebab selain jumlah penduduk yang banyak, berpendidikan tinggi dan umumnya bekerja di sektor modern, mereka juga memiliki etika kerja yang baik, menjujung tinggi kejujuran dan penghargaan tergadap senior. Dan Jepang juga merupakan negara yang selama kurang lebih 3.000 tahun terus menerus membangun dirinya menjadi bangsa modern, walaupun pembangunan ekonomi modernnya baru dimulai dua abad yang lalu.

d.      Penghitungan PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak Tercatat (Underground Economi)

            Angka statistik PDB Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik hanya mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal. Karena itu, statistik PDB belum mencerminkan seluruh aktivitas perekonomian suatu negara. Misalnya, upah pembantu rumah tangga di Indonesia tidak tercatat. Begitu juga dengan kegiatan petani buah yang langsung menjual produknya ke pasar.

            Di negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebih disebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di negara-negara maju, kebanyakan kegiatan ekonomi yang tak tercatat disebabkan oleh karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan ilegal atau melawan hukum. Padahal, nilai transaksinya sangat besar. Misalnya, kegiatan penjualan obat bius dan obat-obat terlarang lainnya.


Sumber :

No comments:

Post a Comment