Tuesday 20 January 2015


Agama dan Masyarakat

A.  Pengertian Agama
            Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan. Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup atau menjelasakan asal usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia.

            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Kata “agama” berasal dari bahasa Sansekerta, agama berarti “tradisi”. Kata lain unutk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “mengikat kembali”. Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.

            Menurut beberapa para ahli, Agama adalah sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang mengatir hubungan manusia dengan dunia gaib, khususnya dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya.

            Menurut filolog Max Muller, akar kata bahasa Inggris “religion”, yang dalam bahasa Latin religio, awalnya digunakan untuk yang berarti hanya “takut akan Tuhan atau dewa-dewa, merenungkan hati-hati tentang hal-hal ini, kesalehan” (kemudian selnajutnya Cicero menurunkan menjadi berarti “ketekunan”). Max Muller menandai banyak budaya lain di seluruh dunia, termasuk Mesir, Persia, dan India, sebagian yang memiliki struktur kekuasaan yang sama pada saat ini dalam sejarah. Apa yang disebut agama kuno hari ini, mereka akan hanya disebut sebagai “hukum”.

            Menurut saya, Agama adalah suatu kepercayaan yang dianut manusia, dimana agama tersebut berisikan norma hidup, sehingga agama menjadi panutan kehidupan bagi manusia.

            Secara khusus, Agama didefinisikan sebagai suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterpretasi dan memberi tanggapan terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai yang gaib dan suci. Bagi para penganutnya, agama berisikan ajaran-ajaran mengenai kebenaran tertinggi dan mutlak tentang eksistensi manusia dan petunjuk-petunjuk untuk hidup selamat di dunia dan di akhirat.

            Dengan demikian, agama dapat menjadi bagian dan inti dari sistem-sistem nilai yang ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan, dan menjadi pendorong serta pengontrol bagi tindakan-tindakan para anggota masyarakat tersebut untuk tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan ajaran-ajaran agamanya.

B.   Fungsi Agama
1.      Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
2.      Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia
3.      Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah
4.      Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
5.      Pedoman perasaan keyakinan
6.      Pedoman keberadaan
7.      Pengungkapan estetika (keindahan)
8.      Pedoman rekreasi dan hiburan
9.      Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama

C.  Kaitan agama dengan masyarakat
            Dalam hal fungsi, masyrakat dan agama itu berperan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang timbul di masyarakat yang tidak dapat dipecahkan secara empiris karena adanya keterbatasan kemampuan dan ketidakpastian. Oleh karena itu, diharapkan agama menjalankan fungsinya sehingga masyarakat merasa sejahtera, aman, stabil, dan sebagainya. Agama dalam masyarakat bisa difungsikan sebagai berikut :
1.      Fungsi edukatif
Agama memberikan bimbingan dan pengajaran dengan perantara petugas-petuganya (fungsionaris) seperti syaman, dukun, nabi, kiai, pendeta imam, guru agama dan lainnya, baik dalam upacara (perayaan) keagamaan, khotbah, renungan (meditasi) pendalaman rohani, dsb.

2.      Fungsi penyelamatan
Bahwa setiap manusia menginginkan keselamtan baik dalam hidp sekrang ini maupun sesudah mati. Jaminan keselamtan ini hanya bisa mereka temukan dalam agama. Agama membantu manusia untuk mengenal sesuatu “yang sakral” dan “makhluk tertinggi” atau Tuhan da berkomunikasi dengan-Nya.sehingga dalam yang hubungan ini mansia percaya dapat memperoleh apa yang ia inginkan. Agama sanggup mendamaikan kembali manusia yang salah dengan Tuhan dengan jalan pengampunan dan penyucian batin.

3.      Fungsi pengawasan sosial (social control)
Fungsi agama sebagai kontrol sosial, yaitu :
§  Agama meneguhkan kaidah-kaidah susila dari adat yang dipandang baik bagi kehidupan moral warga masyarakat.
§  Agama mengamankan dan melestarikan kaidah-kaidah moral (yang dianggap baik) dari serbuan destruktif dari agama baru dan dari system hukum Negara modern.

4.      Fungsi memupuk persaudaraan
Kesatuan persaudaraan berdasarkan kesatuan sosiologis ialah kesatuan manusia-manusia yang didirikan atau unsur kesamaan.
§  Kesatuan persaudaraan berdasarkan ideologi yang sama, seperti liberalism, komunisme, dan sosialisme.
§  Kesatuan persaudaraan berdasarkan sistem politik yang sama. Bangsa-bangsa bergabung dalam sistem kenegaraan besar, seperti NATO, ASEAN, dll.
§  Kesatuan persaudaraan atas dasar se-iman, merupakan kesatuan tertinggi karena dalam persatuan ini manusia bukan hanya melibatkan sebagian dari dirinya saja melainkan seluruh pribadinya dilibatkan dalam satu intimitas yang terdalam dengan sesuatu yang tertinggi yang dipercayai bersama.

5.      Fungsi transformatif
Fungsi transformatif disini diartikan dengan mengubah bentuk kehidupan batu atau mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru yang lebih bermanfaat. Sedangkan menurut Thomas F. O’Dea menuliskan enam fungsi agama dan masyarakat, yaitu :
§  Sebagai pendukung, pelipur lara, dan perekonsiliasi.
§  Sarana hubungan transendental melalui pemujaan dan upacara ibadat.
§  Pebguat norma-norma dan nilai-nilai yang sudah ada.
§  Pengkoreksi fungsi yang sudah ada.
§  Pemberi identitas diri.
§  Pendewasaan agama

Masyarakat adalah suatu fenomena sosial yang terkena arus perubahan terus-meneru yang dapat dibagi dalam dua kategori : kekuatan batin (rohani) dan kekuatan lahir (jasmani). Contoh perubahan yang disebabkan kekuatan lahir ialah perkembangan teknologi yang dibuat oleh manusia. Sedangkan contoh perubahan yang disebabkan oleh kekuatan batin adalah demokrasi, reformasi, dan agama. Dari analisis komparatif ternyata bahwa agama dan nilai-nilai keagamaan merupakan kekuatan pengubah yang terkuat dari semua kebudayaan, agama dapat menjadi inisiator ataupun promotor, tetapi juga sebagai alat penentang yang gigih sesuai dengan kedudukan agama.

Agama memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan masyarakat, karena agama memberikam sebuah sistem nilai yang memiliki derivasi pada norma-norma mesyarakat untuk memberikan pengabsahan dalam pembenaran dalam mengatur pola perilaku manusia, baik di level individu dan masyarakat. Agama mejadi sebuah pedoman hidup singkatnya. Dalam memandang nilai, dapat kita lihat dari dua sudut pandang. Pertama, nilai agama dilihat dari sudut intelektual yang menjadikan nilai  agama sebagai norma atau prinsip. Kedua, nilai agama dirasakan disudut pandang emosional yang menyebabkan adanya sebuah dorongan rasa dalam diri yang disebut mistisme.

Sumber :
http://bennydaniarsa.blog.fisip.uns.ac.id/2011/03/13/agama-dan-masyarakat/

Sunday 11 January 2015


Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Kemiskinan

A.  Pengertian Ilmu Pengetahuan Teknologi
            Ilmu Pengetahuan Teknologi atau IPTEK adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.  Pengertian tentang Ilmu Pengetahuan adalah pengetahuan yan didasarkan atas fakta-fakta dimana pengujian kebenarannya diatur menurut suatu tingkah laku sistem. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Ilmu Pengetahuan adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu.

            Teknologi berasal dari bahasa yunani, yaitu tekne, yang berarti pekerjaan dan logos, berarti suatu studi peralatan, prosedur dan metode yang digunakan pada berbagai cabang industri. Teknologi adalah suatu perkembangan dari yang sudah ada, dimana kita dapat membuat ataupun memanfaatkan sebuah sistem atau produk yang telah ada untuk menghasilkan produk yang baru.
Berikut ini definisi Teknologi menurut beberapa para ahli :
a.       Prayitno dan Ilyas (2001)
Teknologi adalah seluruh perangkat ide, metode, teknik benda-benda material yang digunakan dalam waktu dan tempat tertentu maupun untuk memenuhi kebutuhan manusia.
b.       Mardikanto (1993)
Teknologi adalah suatu perilaku produk, informasi dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima dan digunakan atau diterapkan oleh sebagian warga masyarakat dalam suatu lokasi tertentu dalam rangka mendorong terjadinya perubahan individu atau seluruh warga masyarakat yang bersangkutan.
c.       Wikipedia.org
Teknologi merupakan perkembangan suatu media/alat yang dapat digunakan dengan lebih efisien guna memproses serta mengendalikan suatu masalah.

Kesimpulannya, Ilmu Pengetahuan mempunyai teori-teori atau rumus-rumus yang tetap, dan Teknologi merupakan praktek atau ilmu terapan dari teori-teori yang berasal dari ilmu pengetahuan. Jadi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi saling mempunyai keterkaitan. Jika tidak ada ilmu pengetahuan, teknologi pun tidak ada pula.

B.   Pengertian Kemiskinan
            Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemisikinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan, dll.
            Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup :
·         Gambaran kekurangan materi,yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.

·         Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmapuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.

·         Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekeayaan yang memadai. Makna “memadai” disini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi diseluruh dunia. Gambaran tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi secara halal. Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang.

Pengertian Kemiskinan menurut para ahli, disampaikan oleh banyak pakar dibidang ekonomi, sosial, psikologi, dan bidang-bidang lainnya. Hal ini karena topik mengenai kemiskinan bisa mempengaruhi berbagai sektor kehidupan. Berikut ini paparan mengenai pengertian tersebut.
§  Ellis
Kemiskinan adalah sebuah gejala multidimensional yang bisa dikaji dimensi ekonomi dan sosial politik.
§  Faturachman dan Marcelinus Molo
Kemiskinan adalah ketidakmampuan seseorang atau beberapa orang(rumah tangga) untuk memnuhi kebutuhan dasarnya.
§  BAPPENAS
Kemiskinan adalah situasi serba kekurangan karena keadaan yang tidak dapat dihindari oleh seseorang dengan kekuatan yang dilikinya.
§  Friedman
Kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan unutk memformulasikan kekuasaan sosial berupa aset, sumber keuangan, organisasi sosial politik, jaringan sosial, barang atau jasa, pengetahuan dan keterampilan, serta informasi.
§  Reitsma dan Kleipenning
Kemiskinan adalh ketidakmapuan individu untuk memenuhikebutuhannya, baik yang bersifat material maupun no-material.
§  Suparlan
Kemiskinan adalah standar tingkat hidup yang rendah karena kekurangan materi pada sejumlah atau golongan orang bila dibandingkan dengan standar kebhidupan yang berlaku di masyarakat sekitarnya.
§  Levitan
Kemiskinan adalah kekurangan barang dan pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup yang layak.

Berdasarkan pengertian kemiskinan menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kemiskina bisa dipandang dari berbagai macam segi. Pertama, kemiskinan dar segi subsistem, yakni penghasilan atau pendapatan yang tidak mencukupi. Kedua, kemiskinan dari segi ketidakmerataan, yakni posisi seseorang dalam sebuah kelompok yang tidak sama dengan orang lain. Dan ketoga, kemiskinan dari segi eksternal, yakni komsekuensi sosial terhadap masyarakat di sekitarnya.

C. Keterkaitan antara Ilmu Pengetahuan Teknologi dengan Kemiskinan
            Ilmu pengetahuan teknologi dan kemiskinan memiliki kaitan struktur yang jelas. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”. Bagi siapa saja yang bisa menguasai IPTEK maka ia akan bisa maju dan berkembang di era globalisasi sekarang ini. Dan bagi yang tidak bisa menguasai IPTEK maka akan tertinggal jauh oleh pesatnya perkembangan zaman. Bila perkembangan zaman terus melaju pesat sedangkan ada masyarakat yang buta dengan IPTEK maka mereka akan tertinggal dan mungkin saja bisa menjadi miskin karena cara lama yang mereka gunakan sudah tidak efektif dan efisien lagi di zaman sekarang ini.  

            Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling berinteraksi. IPTEK tidak terlepas pula dari kemiskinan dan kemiskinan tidak terlepas pula dari kehidupan masyarakat. Kemiskinan dalam bidang ekonomi selalu menjadi kendala di negara-negara berkembang. Sangat sulit negara untuk memberantas kemiskinan. Sebenarnya jika kita semua memanfaatkan IPTEK maka kita semua memanfaatkan IPTEK maka kita semua dapat memberantas kemiskinan yang ada. Tidak akan ada lagi pengamen, pengemis, dan pekerjaan tidak layak lainnya. Kemiskinan terjadi karena rendahnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta pendidikan yang rendah. Semua dapat teratasi dengan memanfaatkan IPTEK.
           
Sumber :