Friday 18 November 2016

REVIEW PAPER




SISTEM PAKAR PENDIAGNOSA PENYAKIT KULIT DENGAN PENGOBATAN MADU BERBASIS WEB

Oleh : Natasya Irani Putri
17114834 – 3KA01


1.      Bidang yang dikembangkan
           
            Seiring perubahan waktu, maka beberapa penambahan informasi menyebabkan dibutuhkannya suatu sistem yang dapat mengakses dan menyediakan berbagai informasi tersebut. Saat ini telah banyak dari berbagai informasi tersebut dapat diakses secara elektronik melalui WWW (World Wide Web) atau internet dengan menggunakan berbagai mesin pencari (search engine). Hal tersebut yang mendorong pembuatan sistem pakar pendiagnosa penyakit kulit dengan pengobatan madu berbasis web. Maka dari itu, masyarakat akan lebih mudah mendapatkan informasi dengan cara tinggal mengaksesnya ke internet.

2.      Problem
           
            Perkembangan penyakit semakin berkembang setiap tahunnya, baik dari perkembangan jenis penyakitnya maupun jumlah penderitanya. Permasalahan yang muncul adalah kebutuhan akan informasi dan keterbatasan waktu yang mereka miliki membuat sebagian masyarakat memilih cara instan untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Dan juga ketidaktahuan masyarakat tentang jenis-jenis penyakit kulit berdasarkan ciri-ciri fisik dan gejala. Lalu terbatasnya jumlah waktu dan tenaga dari dokter sehingga untuk melakukan konsultasi akan menyulitkan pasien ketika dokter berhalangan hadir.

3.      Solusi
           
            Dari permasalahan yang ada, peneliti/pakar membuat program aplikasi untuk pengguna sistem pakar baik untuk para pakar/ahli atau masyarakat awam. Caranya adalah membuat basis  pengetahuan  yang  kemudian  dilanjutkan  sebagai  input  dalam  proses  tanya-jawab  pada metode forward chaining menggunakan if-then rules. Serta membuat tampilan interface untuk memudahkan user mengakses informasi tersebut.

Ø  Input
            Pada halaman utama para pengguna yang ingin memulai konsultasi diminta untuk mengisi form email, nomor handphone, dan alamat pengguna.

Ø  Proses
            Setelah kita menginput data diri, kita masuk ke halaman konsultasi. Pada halaman ini pengguna dapat mengisi jawaban sesuai dengan gejala yang mereka alami, sehingga didapatkan penyakit dan penanganan yang sesuai.

Ø  Output
            Pada hasil akhir atau pada halaman penanganan, pengguna yang telah menjawab pertanyaan pada sesi konsultasi akan mendapatkan kesimpulan berupa nama penyakit beserta saran pengobatannya.

             Hal inilah yang menjadi informasi untuk pengguna sehingga dapat membantu pengobatan yang akan dilakukan.

4.      Kontribusi

            Tujuan  dilakukan  penelitian  ini  adalah  untuk  merancang  dan  membangun  sebuah sistem  pakar  untuk menentukan  jenis  penyakit  kulit  berbasis  web  yang  dapat membantu pengguna  dalam  menentukan  jenis-jenis  penyakit  kulit  berdasarkan  ciri-ciri  fisik  dan  gejala atau  keluhan  sampai  ditemukannya  saran  pengobatan  berupa  informasi  mengenai  penyakit kulit  yang  dimaksud.

5.      Critical Thinking
Ø  Good
-         Dapat memberikan informasi kepada user dengan cepat dan tepat.
-     Dapat membantu user dalam mencari tahu tentang bagaimana cara pengobatan yang efisien dan mudah dilakukan.
-          Dapat mendiagnosa penyakit melalui gejala-gejalanya.
-          Memberikan solusi dari setiap penyakit kepada user.

Ø  Bad
-       Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit dalam pada manusia perlu ditambahkan data berupa penyakit, gejala, dan pengobatan penyakit selain yang sudah ada di dalam database agar hasil identifikasi yang diperoleh semakin akurat.

6.      Sumber
Feri Dwi Astuti, Sulastri.(2012). “Sistem pakar pendiagnosa penyakit kulit dengan pengobatan madu berbasis web.”

Thursday 21 January 2016

PRODUSEN, PRODUKSI, LEAST COST COMBINATION, ONGKOS, REVENUE, dan KEUNTUNGAN MAKSIMUM



Produsen dan Fungsi Produksi
           
            Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Dan orang yang menghasilkan barang atau jasa untuk dijual atau dipasarkan disebut produsen. Untuk dapat melakukan kegiatan produksi, seorang produsen membutuhkan faktor-faktor produksi. Terdapat dua macam faktor produksi yaitu faktor produksi asli dan faktor produksi turunan.
1.      Faktor produksi asli
Yang termasuk faktor produksi asli antara lain sebagai berikut :
-          Alam. Contoh : tanah, air, udara, sinar matahari, tumbuh-tumbuhan, hewan, barang tambang.
-          Tenaga kerja. Tanpa adanya tenaga krja, sumber daya alam yang tersedia tidak akan dapat dirubah atau diolah menjadi barang hasil produksi.

2.      Faktor produksi turunan
Yang termasuk faktor produksi turunan adalah modal dan keahlian.


Fungsi Produksi

            Fungsi produksi merupakan kegiatan produksi melibatkan dua variabel yang mempunyai hubungan fungsional atau saling memengaruhi, yaitu berapa output yang harus diproduksi dan berapa input yang akan dipergunakan. Misalkan kita memproduksi jeans. Dalam fungsi produksi, jeans itu bisa diproduksi dengan berbagai macam cara. Kalau salah satu komposisinya diubah begitu saja, amak hasilnya juga akan berubah. Namun, output dapat tetap sama bila perubahan satu komposisi diganti dengan komposisi yang lain. Missalnya penurunan jumlah mesin diganti dengan penambahan tenaga kerja. Secara matematis, fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut :
Q = f(L, R, C, T)
Dimana :
Q         = jumlah barang yang dihasilkan (quantity)
F          = symbol persamaan (function)
L          = tenaga kerja (labour)
R          = kekayaan alam (resources)
C          = modal (capital)
T          = teknologi (technology)

            Persamaan tersebut menjelaskan bahwa output dari suatu produksi merupakan fungsi atau dipengaruhi atau akibat dari input. Artinya setiap barang yang dihasilkan dari produksi akan tergantung pada jenis/macam dari input yang digunakan. Perubahan yang terjadi pada input akan menyebabkan terjadinya perubahan pada output.

            Produksi optimal dikaitkan dengan penggunaan faktor produksi unutk memproduksi output tertentu, posisi optimal ini dicapai dimana tidak dimungkinkan untuk meningkatkan output tanpa mengurangi produksi output yang lain.

Produksi Optimal

            Produksi adalah segala sesuatu yang secara langsung maupun tidak langsung ditunjukkan untuk menghasilkan barang dan jasa atau mempertinggi faedah barang guna memenuhi kebutuhan manusia. Produksi juga dimaksudkan untuk menghasilkan barang-barang konsumsi, yaitu barang-barang yang segera dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia atau konsumsi. Untuk menjamin kegiatan produksi, diperlukan alat-alat yang dapat digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa yang disebut factor produksi atau sumber daya ekonomi. Sumber daya ekonomi meliputi :
1.      Factor produksi alam
2.      Factor produksi tenaga kerja manusia
3.      Factor produksi modal
4.      Factor produksi kewirausahaan

            Produksi optimal dikaitkan dengan penggunaan factor produksi untuk memproduksi output tertentu, posisi optimal ini dicapai dimana tidak dimungkinkan untuk meningkatkan output tanpa mengurangi produksi output yang lain.

Tingkat Produksi Optimal

            Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaann(Yamit, 2002). Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimum. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biaya persediaan atau total inventori cost (TIC) minimun. Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi sbb :
1.      Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
2.      Selama produksi dilakukan tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
3.      Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari q (epq) karena penggunaan selama pemenuhan.

Penentuan Volume Produksi yang Optimal

            Menurut Riyanto (2001), penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variabel saja. Biaya variabel dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sbb :
1.      Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
2.      Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).

Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
1.      Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas, atau pendingin)
2.      Biaya modal (opportunity cost of capital)
3.      Biaya keusangan
4.      Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
5.      Biaya asuransi persediaan
6.      Biaya pajak persediaan
7.      Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
8.      Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.


Least Cost Combination



            least cost combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan. Isoquant atau Isoproduct Curve adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara berbagai kemungkinan kombinasi 2 input variabel dengan tingkat output tertentu. Dalam hal ini pengusaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk tertentu selama nilai input yang digantikan atau disubsitusi masih lebih besar dari nilai input yang menggantikan atau yang mensubsitusi. Jadi, selamaDX2.P2 > DX1.P1 maka penggantian DX2 oleh DX1 masih menguntungkan.

            Penggunaan kombinasi factor produksi dengan menggunakan biaya yang paling murah. Syarat LCC : MRTS (marginal rate of technical substitution), bila menambah salah satu input maka mengurangi penggunaan input.

            Dalam rangka untuk menentukan kombinasi terbaik dari modal dan tenaga kerja unutk menghasilkan output itu, kita harus mengetahui jumlah dana tersedia untuk produsen dibelanjakan pada masukan dan juga harga masukan. Anggaplah bahwa harga dari dua masukan sebagai 1000 per unit modal dan 200 per unit tenaga kerja. Perusahaan akan memiliki tiga kemungkinan alternatif sebelumnya.
1.      Untuk menghabiskan uang hanya pada modal dan aman 10 unit itu.
2.      Untuk menghabiskan jumlah tersebut hanya pada tenaga kerja dan mengamankan 50 unit tenaga kerja.
3.      Untuk menghabiskan jumlah tersebut sebagian pada modal dan sebagian pada tenaga kerja.

            Garis harga faktor juga dikenal sebagai garis isocost karena mewakili berbagai kombinasi input yang dapat dibeli untuk jumlah uang yang diberikan dialokasikan. Kemiringan garis harga faktor menunjukkan rasio harga modal dan tenaga kerja yaitu 1:5. Dengan menggabungkan isoquant dan garis harga faktor, seseorang dapat mengetahui kombinasi optimal faktor-faktor yang akan memaksimalkan output.

Macam-macam ongkos

Ongkos adalah kurva yang menunjukkan saling berhubungan antara jumlah ongkos produksi dengan tingkat output yang dihasilkan. Sedangkan yang dimaksud dengan ongkos produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang gunanya untuk memproduksi output atau pengeluaran.
Macam-macam ongkos diantaranya sebagai berikut :
1.      Total Fixed cost (ongkos total tetap)
            Total fixed cost atau yang disebut juga ongkos total tetap adalah jumlah ongkos yang tetap dan yang tidak dipengaruhi oleh tingkat produksi. Sebagai contohnya adalah sewa, penyusutan dan sebagainya.

2.      Total variabel cost (ongkos variabel total)
            Total variabel cost atau bisa juga disebut dengan variabel total adalah jumlah ongkos yang dibayarkan yang besarnya berubah menurut tingkah yang dihasilkan. Sebgaai contohnya adalah tenaga kerja, ongkos bahan mentah dan sebagainya.

3.      Total cost (ongkos total)
            Total cost atau yang lebih dikenal sebagai ongkos total adalah penjumlahan antara ongkos total dengan ongkos variabel. TC = TFC +TVC

4.      Average fixed cost (ongkos tetap rata-rata)
            Average fixed cost atau bisa juga disebut ongkos tetap rata-rata adalah ongkos tetap yang dibebankan kepada setiap unit output. AFN = TFC = Q = TINGKAT OUTPUT Q

5.      Average fixed cost (ongkos variabel rata-rata)
            Average fixed cost atau yang lebih dikenal sebagai ongkos variabel rata-rata ini adalah ongkos variabel yang dibebankan untuk setiap unit output. AVC = TVC Q

6.      Average total cost (ongkos total rata-rata)
            Average total cost atau bisa juga disebut dengan ongkos total rata-rata adalah suatu ongkos produksi yang dibebankan untuk setiap unit output. ATC = TC Q

7.      Marginal cost (ongkos marginal)
            Marginal cost atau bisa juga disebut dengan ongkos marginal yaitu tambahan atau berkurangnya suatu ongkos total karena bertambahnya ataupun berkurangnya suatu unit output. MC = TC = TVC Q Q

Ongkos produksi dapat dibedakan menjadi :
1.      Ongkos produksi jangka pendek
            Didalam suatu ongkos produksi jangka pendek sebuah perusahaan sudah mempunyai peralatan-peralatan untk produksi seperti halnya mesin, gedung dan tanah. Masalah yang perlu diperhatikan didalam ongkos jangka produksi pendek ini adalah bagaimana mengatasi masalah kebijakan bahan baku, tenaga kerja dan sebagainya ini adlah merupakan ongkos variabel. Jadi didalam ongkos produksi jangka pendek ini juga terdapat ongkos tetap dan ongkos variabel.

2.      Ongkos produksi jangka panjang
            Didalam ongkos produksi jangka panjang ini sebuah perusahaan dapat menambah semua faktor produksi, sehingga tidak ada yang namanya ongkos tetap didalam ongkos produksi jangka panjang. Semua pengeluaran didalam ongkos jangka panjang ini merupakan ongkos variabel.

Kurva Ongkos

            Kurva ongkos adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah ongkos produksi dengan tingkat output yang dihasilkan.


Gambar 1. Kurva ongkos produksi jangka panjang


Gambar 2. Kurva Biaya Total


 Gambar 3. Kurva Ongkos Variabel Rata-rata


 Gambar4. Long Run Average Cost Curve



Gambar 5. Kemungkinan Kapasitas Produksi

Penerimaan (Revenue)

Penerimaan adalah segala penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya.
Macam-macam dari penerimaan yaitu diantaranya :
1.      Total penerimaan (total revenue)
Total revenue disingkat TR juga disebut dengan total penerimaan yaitu penerimaan dari hasil penjualan. 
TR = P.Q
Dimana : P = price/ harga
               Q = quantity/ jumlah barang

2.      Penerimaan rata-rata (average total revenue)
Average total revenue yang disingkat AR atau lebih dikenal sebagai penerimaan rata-rata yaitu adalah rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, dan yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual.
AR = TR / Q = P.Q / Q = P. Jadi AR = P

3.      Penerimaan marginal (marginal revenue)
Marginal revenue yang disingkat MR atau disebut dengan penerimaan marginal adalah kenaikan atau penurunan penerimaan sebagai akibat dari penambahan atau pengurang satu unit output.  
MR = ∆TR / ∆Q

Keuntungan maksimum

Didalam memproduksi suatu barang ada dua hal yang menjadi fokus utama dari seorang pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum, yaitu ongkos (cost) dan penerimaan (revenue). Terdapat tiga pendekatan perhitungan pendapatan maksimum, yaitu :
1.      Total penerimaan (total revenue)
Total revenue disingkat TR juga disebut dengan total penerimaan yaitu penerimaan dari hasil penjualan. Pada pasar persaingan sempurna, TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi dipasar bagi mereka merupakan suatu yang datum (tidak bisa dipengaruhi), maka penerimaan mereka naik sebanding (proporsional) dengan jumlah barang yang dijual. Pada pasar persaingan tidak sempurna, TR merupakan garis melengkung dari titik origin, karena masing-masing perusahan dapat menentukan sendiri harga barang yang dijualnya. Dimana mula-mula TR naik sangat cepat, kemudian pada titik tertentu mulai menurut (akibat pengaruh persaingan dan substansi).

2.      Penerimaan marginal (marginal revenu)
Marginal revenue yang disingkat MR atau disebut dengan penerimaan marginal adalah suatu penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unit output. Dalam pasar persaingan sempurna MR ini adalah konstan dan sama dengan harga (P), dan berimpit dengan kurva AR atau kurva permintaan, bentuk kurvanya horizontal. Dalam pasar persaingan tidak sempurna MR, menurun dari kiri atas kekanan bawah dan nilainya dapat berupa : positif, sama dengan nol, negatif.

3.      Penerimaan rata-rata (average total revenue)
Average total revenue yang disingkat AR atau lebih dikenal sebagai penerimaan rata-rata yaitu adalah rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, dan yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual.


Sumber :
https://anggasaputra182.wordpress.com/2014/06/23/produsen-dan-fungsi-produksi-2/