Thursday 21 January 2016

ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL DENGAN PEREKONOMIAN TERTUTUP SEDERHANA dan PERTUMBUHAN EKONOMI



Pada bab ini, saya akan menjelaskan kepada kalian bagaimana analisis pendapatan nasional untuk perekonomian tertutup sederhana dan pertumbuhan ekonomi. Langsung saja pada topik bahasan kita yang pertama. Tetapi sebelum masuk pada bahasan yang pertama, akan saya kenalkan terlebih dahulu cara pendefinisian pendapatan nasional.

Pendapatan nasional dapat didefinisikan tiga cara, yaitu:
1.      Nilai seluruh produk ( barang dan jasa) yang diproduksi dalam suatu Negara selama satu periode tertentu.
2.      Jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh factor produksi dalam suatu Negara selama satu periode tertentu.
3.      Jumlah pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu Negara selama satu periode tertentu.

1.     Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor

            Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor adalah Produk Nasional Neto dikurangi pajak tak langsung ditambah subsidi. Jumlah inilah yang diterima faktor produksi yang dimiliki penduduk suatu negara. Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor merupakan penjumlahan dari lima hal, yaitu :
1.      Upah atau gaji yang diterima buruh atau karyawan
2.      Pendapatan dari seseorang yang melakukan bisnis individu (bukan perusahaan)
3.      Keuntungan perusahaan
4.      Pendapatan bunga selisih dari perusahaan
5.      Pendapatan sewa


2.     Model anlalisis dengan variabel investasi dan tabungan

            Model Analisis dengan variabel investasi tabungan adalah pengeluaran yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang lebih banyak lagi , atau dengan kata lain merupakan pengeluaran yang ditambahkan kepada komponen-komponen barang modal. Tujuan dari pelaksanaan model analisis dengan variabel investasi tabungan ini adalah mencari keuntungan di kemudian hari melalui pengoperasiaan mesin dan pabrik. Analisis keuangan pemerintah biasanya mencakup 4 aspek sebagai berikut, yaitu :
1.      Operasi keuangan pemerintah dalam hubungan dengan defisit / surplus anggaran dan sumber-sumber pembiayaannya;
2.      Dampak operasi keuangan pemerintah terhadap kegiatan sektor riil melalui pengaruhnya terhadap Pengeluaran Konsumsi dan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) pemerintah;
3.      Dampak rupiah operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap ekspansi bersih pada jumlah uang yang beredar;
4.      Dampak Valuta Asing operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap aliran devisa masuk bersih.

Terdapat sumber data untuk memperkirakan Investasi dan Tabungan Nasional, yaitu : 
-          Data Produk Domestik Bruto atas dasar harga berlaku menurut penggunaan
-          Neraca Arus Dana yang digunakan oleh tim gabungan B.P.S., Bank Indonesia, dan Departemen Keuangan.

            Dalam menganalisis pertumbuhan Produk Domestik Bruto terlihat adanya kecenderungan untuk lebih menggunakan data Produk Domestik Bruto menurut penggunaan. Kalau kita menganggap bahwa perkiraan Investasi dan Tabungan Nasional Bruto yang dihasilkan oleh Tim Gabungan B.P.S., Bank Indonesia, dan Departemen Keuangan lebih mendekati kebenaran, maka seyogyanya data statistik Produk Domestik Bruto menurut penggunaan yang dipublikasikan oleh B.P.S. perlu diperbaiki.


3.     Angka Pengganda

            Uraian mengenai proses multiplier dengan menggunakan contoh angka dapat menerangkan bagaimana proses tersebut wujud, tetapi tidak menerangkan secara jelas bagaimana menentukan besarnya nilai multiplier. Penghitungan nilai multiplier dapat dengan lebih mudah dilakukan dengan menggunakan aljabar.

            Dalam perekonomian tiga sektor, perubahan perbelanjaan agregat bukan saja diakibatkan oleh perubahan dalam investasi, tetapi juga oleh pajak dan pengeluran pemerintah. Besarnya nilai multiplier dari perubahan berbagai faktor tersebut akan diterangkan dalam uraian berikut ini.

            Empat jenis multiplier akan ditentukan besarnya, yaitu: multiplier investasi, pengeluaran pemerintah, pajak dan anggaran belanja seimbang. Penghitungan nilai multiplier yang akan diterangkan menggunakan pemisalan-pemisalan di bawah ini:
-          Fungsi konsumsi adalah C = a + bYd.
-          Dua bentuk sistem pajak akan digunakan. Dalam contoh yang pertama pajaknya adalah pajak tetap, yaitu T = Tx, sedangkan dalam contoh kedua pajaknya adalah pajak proporsional, yaitu: T = tY.
-          Fungsi investasi yang asal adalah I dan fungsi pengeluaran pemerintah yang asal adalah G.
-          Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
∆Y = K . ∆I
Dimana K adalah angka pengganda.

Contoh Soal (1):
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:

Jawab:

∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah

Contoh Soal (2):
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6 dan pembayaran transfer: (Tr) = 5.

Ditanya:
Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pajak sebesar 2.
Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pembayaran transfer sebesar 2.
Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2.
Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah sebesar 2.

Jawab:
Apabila terdapat tambahan pajak

∆Y = K . ∆I
∆Y = (-3) . 2 = -6
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + (-6) = 114 milyar rupiah
Apabila terdapat tambahan pembayaran transfer

∆Y = K . ∆I
∆Y = 3 . 2 = 6
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 6 = 126 milyar rupiah
Apabila terdapat tambahan investasi

∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
Apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah

∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah


4.     Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi, Inflsi dan Pengangguran

1.        Pertumbuhan Ekonomi
     Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan outputriil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil per orang.

2.        Inflasi
     Inflasi (inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus. Dari pengertian tersebut maka apabila terjadi kenaikan harga hanya bersifat sementara, maka kenaikan harga yang sementara sifatnya tersebut tidak dapat dikatakan inflasi. Semua negara di dunia selalu menghadapi permasalahan inflasi ini. Oleh karena itu, tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah eko-nomi yang dihadapi suatu negara. Bagi negara yang perekono-miannya baik, tingkat inflasi yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun. Tingkat inflasi yang berkisar antara 2 sampai 4 persen dikatakan tingkat inflasi yang rendah. Selanjut tingkat inflasi yang berkisar antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi yang tinggi. Namun demikian ada negara yang meng-hadapai tingkat inflasi yang lebih serius atau sangat tinggi, misalnya Indonesia pada tahun 1966 dengan tingkat inflasi 650 persen. Inflasi yang sangat tinggi tersebut disebut hiper inflasi (hyper inflation).

3.        Pengangguran
     Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.

Perbedaan antara inflasi dan pengangguran :
            Jumlah orang yang menganggur adalah jumlah orang di negara yang tidak memiliki pekerjaan dan yang tersedia untuk bekerja pada tingkat upah pasar saat ini. Ini dengan mudah dapat diubah menjadi persentase dengan mengaitkan jumlah pengangguran, dengan jumlah orang dalam angkatan kerja.
            Inflasi adalah kenaikan harga secara umum selama 12 bulan. Ini diukur dengan mengambil rata-rata tertimbang semua produk konsumen (tertimbang pada frquency pembelian) dan menganalisis tren harga keseluruhan. Hal ini sering disebut Indeks Harga Konsumen (CPI) atau Harmonised Indeks Harga Konsumen (HICP). Hal ini menunjukkan berapa banyak, sebagai persentase, tingkat harga umum dari semua barang-barang konsumsi telah berubah sepanjang tahun.
Kedua telah dianalisis bersama-sama dengan kurva Phillips yang menunjukkan tingkat inflasi diplot terhadap tingkat pengangguran.

            Salah Satu masalah jangka pendek dalam ekonomi yaitu inflasi, pengangguran dan neraca pembayaran.
            Inflasi (inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus.

Ada tiga jenis inflasi yaitu:
1) Inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation)
2) Inflasi desakan biaya (cost-push inflation)
3) Inflasi karena pengaruh impor (imported inflation).

            Tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang dihadapi suatu negara. Bagi negara yang perekonomiannya baik, tingkat inflasi yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun.
           
            Tingkat inflasi yang berkisar antara 2 sampai 4 persen dikatakan tingkat inflasi yang rendah. Selanjut tingkat inflasi yang berkisar antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi yang tinggi.

Ekonomi Sederhana (Tertutup)
            Dengan asumsi tidak adanya ekspor dan impor dan tidak ada pemerintah maka komponen permintaan agregat (aggregate demand) atau output sama dengan konsumsi (dengan notasi C) ditambah dengan investasi (dengan notasi I).Y = C + I (1)Seperti telah disebut diatas output, Y sama dengan income. Persamaan (1) diatas artinya bahwaoutput yang diproduksi oleh ekonomi sama dengan aggregate demand dimana aggregate demandini terdiri dari konsumsi dan investasi.

            Output ini juga sama dengan income yang diterima olehseorang pelaku ekonomi (misalnya pengusaha) dan digunakan sebagian untuk konsumsi dansisanya akan digunakan untuk belanja barang modal guna melanjutkan proses produksi berikutnya, belanja ini dikategorikan sebagai investasi untuk memproduksi barang dan jasaselanjutnya.

            Dengan demikian income (output) dari sisi produsen digunakan untuk konsumsi (C) dan sisanya diinvestasikan (I). Dari sisi alokasi income atau konsumen maka income yangdidapat akan digunakan sebagian besar untuk konsumsi dan sisanya akan ditabungkan (S), hal inikarena konsumen tidak mempunyai usaha sendiri seperti halnya dengan produsen sehingga formula
(1) diatas dapat ditulis sebagai berikut :Y = C + S
(2) Bila kedua persamaan diatas digabung maka didapat C + I = Y = C + S
(3) Persamaan sebela kiri adalah komponen aggregate demand atau output dan sebelah kanan adalah aloksi atau penggunaan income. Atau output yang diproduksi sama dengan output yang dijualdan sama dengan income yang diterima. Income yang diterima digunakan untuk konsumsi dansisanya ditabung. Persamaan diatas akhirnya menjadi:I = S
(4) Saving sama dengan investasi, artinya sumber dana untuk investasi berasal dari tabungan. Darisisi aggregate, konsumen atau private sektor tidak melakukan investasi sendiri terhadap uangnyayang berlebih tetapi pada umumnya akan menyimpan uangnya di Bank sebagai tabungan (S) dan bank akan menyalurkan dana tersebut kepada orang-orang yang membutuhkan berupa kreditusaha atau investasi (I).

            Dari sisi individual saving yang dilakukan oleh konsumen tidak berartiakan langung dialoksikan kepada kegiatan produktif (productive investment), karenaketerbatasan yang dimiliki oleh konsumen sehingga mereka memerlukan jasa perbankan untuk melakukan kegiatan tersebut.2. Konsumsi dan InvestasiApabila tabungan berjumlah cukup besar, maka akan digunakan untuk kegiatan menghasilkankembali barang dan jasa yang diperlukan konsumen. Dengan kata lain, tabungan akan digunakanmelakukan investasi. Bila digambarkan dengan rumus, maka akan didapat rumus berikut ini :Y = C + SY = C + I sehingga I = SFaktor ± faktor yang mempengaruhi besar investasi anatara lain:
1)      Tingkat bunga. Kenaikan tingkat bunga akan mempengaruhi keinginan untuk berinvestasi, dansebaliknya.
2)      Jumlah permintaan. Semakin besar jumlah permintaan konsumen terhadap barang dan jasa,keinginan untuk melakukan investasi juga semakin besar.
3)      Perkembangan teknologi. Kemajuan teknologi juga akan meningkatkan keinginan untuk berinvestasi, karena teknologi yang maju akan mengurangi biaya produksi dan meningkatkan jumlah keuntungan.

            Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran di IndonesiaSalah satu titik awal kelahiran ilmu ekonomi makro adalah adanya permasalahan ekonomi jangka pendek yang tidak dapat diatasi oleh teori ekonomi klasik. Masalah jangka pendek ekonomi tersebut yaitu inflasi, pengangguran dan neraca pemba-yaran. Munculnya ekonomimakro dimulai dengan terjadinya depresi ekonomi Amerika Serikat pada tahun 1929.

            Depresi merupakan suatu malapetaka yang terjadi dalam ekonomi di mana kegiatan produksi terhentiakibat adanya inflasi yang tinggi dan pada saat yang sama terjadi pengangguran yang tinggi pula. Inflasi (inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus. Dari pengertian tersebut maka apabila terjadi kenaikan harga hanya bersifat sementara, maka kenaikan harga yang sementara sifatnya tersebut tidak dapat dikatakaninflasi. Semua negara di dunia selalu menghadapi permasalahan inflasi ini. Oleh karena itu,tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah eko-nomi yang dihadapi suatu negara.

            Bagi negara yang perekono-miannya baik, tingkat inflasi yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun. Tingkatinflasi yang berkisar antara 2 sampai 4 persen dikatakan tingkat inflasi yang rendah. Selanjuttingkat inflasi yang berkisar antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi yang tinggi. Namundemikian ada negara yang meng-hadapai tingkat inflasi yang lebih serius atau sangat tinggi,misalnya Indonesia pada tahun 1966 dengan tingkat inflasi 650 persen. Inflasi yang sangat tinggi tersebut disebut hiper inflasi (hyper inflation).



5.     Pengertian Uang

            Penemuan alat tukar tidak menyelesaikan persoalan, karena alat tukar yang digunakan belum memiliki pecahan sehingga sulit dinilai, sulit disimpan, tidak tahan lama dan berat di bawah ke mana-mana. Kemudian, muncul uang logam yang digunakan sebagai alat tukar karena memiliki nilai tinggi yang digemari oleh masyarakat umum. Selain itu, uang loga juga tahan lama dan tidak mudah rusak. Logam yang dianggap bernilai tinggi adalah emas dan perak.

Dari penjelasan di atas, maka dapat diketahui bahwa syarat-syarat uang adalah sebagai berikut:
1.      Bisa diterima oleh masyarakat.
2.      Tahan lama atau awet, tidak cepat rusak.
3.      Memiliki nilai yang stabil atau tidak mudah berubah dalam jangka waktu yang lama.
4.      Mudah disimpan, dibawa ke mana-mana atau dipindahkan.
5.      Bisa dibagi/dipecah tanpa mengurangi nilai.
6.      Kualitasnya relatif sama di manapun.
7.      Jumlahnya relatif terbatas, dan tidak mudah diduplikasi.

Bentuk-bentuk uang ada bermacam-macam, yakni sebagai berikut:

1.      Uang fiat/token, yaitu uang yang memiliki nilai di atas kertas (nominal) jauh lebih tinggi ketimbang bahan pembuatan uang itu sendiri. Misalnya, uang kertas 100 ribu yang nilainya lebih tinggi daripada bahan kertas pembuatnya. Kenapa demikian? Karena pemerintah dan masyarakat telah sama-sama setuju menghargai dan menerima uang tersebut sesuai dengan nilai di atas kertas. Biasanya uang dijamin dengan cadangan emas.

2.      Uang komoditas, yakni uang yang nilai pembuatannya sama dengan nilai nominal yang tertera pada uang tersebut. Contohnya, uang emas, perak, perunggu, dan sebagainya.

3.      Uang Hampir Likuid Sempurna, yakni aset yang dijadikan uang, namun aset tersebut tidak dapat dipakai membayar karena harus ditukar dengan uang fiat atau komoditas.

Lebih lanjut, jenis-jenis dan Pengertian Uang ada tiga jenis, yakni:

1.      Uang kartal merupakan uang yang dijadikan sebagai alat pembayaran sehari-hari  karena dianggap sah  dan telah diterima secara umum. Uang kartal biasanya berupa uang kertas dan uang logam.

2.      Uang giral adalah suatu tagihan bank umum  yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dalam transaksi. Uang giral dapat dicairkan di bank di mana uang giral tersebut ditukarkan dengan uang kartal. Masyarakat tidak wajib menerima pembayaran uang giral. Namun, transaksi dalam jumlah sangat besar lebih praktis dengan menggunakan uang giral, misalnya berupa cek. Penggunaan uang giral juga lebih aman karena tidak perlu membawa uang kontan ke mana-mana yang beresiko dirampok oleh penjahat. Contoh lain uang giral adalah giro, telegraphictransfer, dan sebagainya.

3.      Uang kuasi merupakan sertifikat berharga yang seringkali digunakan sebagai alat pembayaran dalam pasar finansial. Contoh uang kuasi, yakni obligasi, saham dan surat-surat berharga lainnya.


6.     Teori Uang dan Motif Memegang Uang

A.        Teori Uang

Teori uang terdiri atas dua teori yaitu, teori statis dan dinamis
1.      Teori Uang Statis
yang termasuk teori uang statis adalah:
-          Teori Metalisme : uang bersifat seperti barang, nilainya tidak dibuat-buat
-          Teori Konvensi : uang dibentuk atas dasar pemufakatan masyarakat untuk mempermudah penukaran
-          Teori Nominalisme : uang diterima berdasarkan nilai daya belinya
-          Teori Negara : uang bernilai karna adanya kepastian dari negara

2.      Teori Uang Dinamis
yang terdiri dari teori uang dinamis yaitu:
-            Teori Kuantitas dari David Ricardo
Teori menyatakan bahwa kuat atau lemahnya nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang yang beredar. yang dirumuskan sbb P = 1/k M
-            Teori Kuantitas dari Irving Fisher
Barang dan jasa sebagai faktor yang mempengaruhi nilai uang. rumusnya MV = PT
-            Teori Persediaan Kas
-            Teori Ongkos Produksi

B.        Motif Memegang Uang

            Keynes dalam teori Preferensi Likuidasi menjelaskan bahwa motif masyarakat dalam memegang uang ada 3 macam. Formulasi dari ketiga motif tersebut adalah motif transaksi, motif berjaga-jaga, dan motif spekulasi.
1.      Motif transaksi
Pada pendekatan klasik, diasumsikan bahwa tujuan setiap orang memegang uang adalah sebagai alat ukur. Keynes menekankan komponen permintaan uang ditentukan oleh tingkat transaksi setiap orang. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang maka permintaan orang tersebut terhadap barang atau jasa semakin tinggi pula. Permintaan uang untuk transaksi dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat pendapatan nasional.

2.      Motif berjaga-jaga
Uang digunakan sebagai alat ukur menghadapi ketidakpastian akan kebutuhan di masa mendatang. Keynes percaya bahwa jumlah uang yang dijadikan alat untuk berjaga-jaga ditentukan oleh banyaknya transaksi yang diekspektasikan dimasa mendatang. Motif ini juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan nasional. Semakin tinggi pendapatan seseorang, maka tingkat kesadaran terhadap masa depan akan semakin tinggi. Kondisi masa depan yang tidak menentu akan mendorong orang untuk melakukan motif ini. Hal tersebut akan membawa kebutuhan yang semakin tinggi akan perlunya uang untuk berjaga. Secara aggregate semakin tinggi pendapatan nasional, maka kebutuhan masyarakat terhadap uang untuk berjaga-jaga juga akan semakin tinggi.

3.      Motif spekulasi
Keynes juga sependapat bahwa uang merupakan alat ukur kekayaan. Sehingga salah satu alasan seseorang memegang uang adalah untuk alasan spekulasi.

4.      Untuk mendapatkan keuntungan/berinvestasi
Arti spekulasi pada motif ini adlah spekulasi dalam pembelian dan penjualan surat-surat berharga. Motif ini dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Apabila tingkat suku bunga naik, maka harga surat-surat berharga akan turun. Jadi naiknya tingkat suku bunga akan menaikkan permintaan untuk spekulasi dan sebaliknya.


7.     Bank Sentral dan Bank Umum

1.    Bank Sentral

            Bank sentral merupakan bank yang mengatur berbagai kegiatan yang berkaitan dengan dunia perbankan dan dunia keuangan disuatu Negara. Bank sentral di Indonesia bernama Bank Indonesia yang bertugas untuk :
a.      Mengatur dan menjaga kestabilan nilai rupiah
b.      Mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna peningkatan taraf hidup rakyat
c.       Sebagai Bank Sentral, Bank Indonesia melakukan tugas sebagai berikut:
-       Bank Sirkulasi, yakni mempunyai hak tunggal untuk mengedarkan uang kertas dan logam sebagai alat pembayaran yang sah.
-       Banker’snBank Bank Sentral juga dianggap sebagai Bank-nya Bank.
-       Lender of last resort. BI dianggap juga pemberi pinjaman pada tingkat terakhir (kredit likuiditas darurat).

2. Bank Umum

            Bank Umum merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa – jasa perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik masyarakat perorangan maupun lembaga – lembaga lainnya.

Fungsi Bank-Umum secara lengkap adalah :
1.      Mengumpulkan dana yang sementara menganggur untuk dipinjamkan pada pihak lain atau membeli surat berharga.
2.      Mempermudah dalam lalu lintas pembayaran uang.
3.      Menjamin keamanan uang sementara tidak digunakan, misalnya menghindari risiko hilang, kebakaran, dll.
4.      Menciptakan kredit, yaitu dengan cara menciptakan demand deposit dari kelebihan cadangannya.

Perbedaan Bank Sentral dan Bank Umum :

Bank Sentral
1)      Lembaga yang tidak mencari keuntungan
2)      Kegiatan bank dikelola oleh pemerintah
3)      Bertindak sebagai pengawas dan pembina bank
4)      Dapat secara langsung mempengaruhi kegiatan usaha bank
5)      Mengeluarkan uang kertas dan uang logam
6)      Tidak memiliki saingan
7)      Bertindak sebagai Leader of The Last Resort bagi perbankan
8)      Tidak melayani jasa perbankan bagi individu dan perusahaan non-lembaga keuangan

Bank Umum
1)      Merupakan badan usaha yang mencari untung
2)      Umumnya secara kuantitas dimiliki dan dikelola oleh pihak swasta
3)      Diawasi dan dibina oleh bank sentral
4)      Kegiatan operasinya dipengaruhi oleh bank sentral
5)      Hanya dapat menciptakan uang giral
6)      Melakukan persaingan antar bank
7)      Harus memiliki rekening pada bank sentral
8)      Melayani baik pribadi maupun perusahaan (masyarakat) secara umum.


8.     Kebijakan Moneter

            Kebijakan Moneter adalah kebijakan pemerintah dalam mengatur penawaran uang (jumlah uang beredar) dan tingkat bunga. Kebijakan ini dilaksanakan oleh Bank Sentral. Melalui kebijakan moneter pemerintah dapat mempertahankan, menambah, mengurangi jumlah uang yang beredar dalam upaya mempertahankan kemampuan pertumbuhan ekonomi sekaligus mengendalikan inflasi.

            Jika yang dilakukan adalah menambah jumlah uang yang beredar, maka dikatakan pemerintah menempuh kebijakan moneter ekspansif (monetary expansive). Sebaliknya jika jumlah uang yang beredar dikurangi, maka dikatakan pemerintah melakukan kebijakan moneter kontraktif atau kebijakan uang ketat (tight money policy).

            Kebijakan moneter dibedakan atas kebijakan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. kebijakan moneter kuantitatif merupakan kebijakan umum yang berusaha untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan tingkat bunga dalam perekonomian. Sedangkan kebijakan kualitatif bersifat kebijakan terpilih atas beberapa aspek masalah moneter yang dihadapi pemerintah.

A.   Kebijakan Moneter Kuantitatif

Kebijakan moneter kuantitatif dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1.      Operasi Pasar Terbuka
            Bank sentral dapat melakukan perubahan atas jumlah uang yang beredar dengan cara melakukan jual beli surat-surat berharga. Pada saat perekonomian sedang mengalami "kelesuan" atau resesi, untuk mendorong perkembangan kegiatan ekonomi, uang beredar perlu ditambah. tindakan yang dilakukan Bank sentral dengan membeli surat-surat berharga, sehingga uang yang beredar bertambah jumlahnya, Pembayaran yang dilakukan bank sentral menyebabkan cadangan yang ada pada bank-bank umum menjadi bertambah besar.
            Sedangkan pada saat inflasi, untuk mengurangi kegiatan ekonomi yang berlebihan, uang beredar harus dikurangi. tindakan yang dilakukan bank sentral ialah menjual surat-surat berharga.

2.      Mengubah Tingkat Diskonto
            Yang dimaksud tingkat bunga diskonto ialah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah kepada bank umum yang meminjam kepada bank sentral. Bila pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar, maka pemerintah menurunkan tingkat bunga pinjaman (tingkat diskonto). Dengan tingkat bunga yang lebih rendah maka akan meningkatkan keinginan bank-bank umum untuk meminjam untuk kepada bank sentral. sehingga jumlah uang yang beredar menjadi bertambah.
            Sebaliknya jika ingin menahan laju pertambahan jumlah uang beredar, pemerintah menaikan tingkat bunga pinjaman. Hal ini akan menekan keinginan bank-bank umum  untuk meminjam kepada bank sentral. sehingga pertambahan jumlah uang yang beredar bisa ditekan.

3.      Mengubah Tingkat Cadangan Minimum
             Penetapan rasio cadangan wajib juga dapat mengubah jumlah uang beredar. Jika rasio cadangan wajib diperbesar, maka kemampuan bank untuk memberikan kredit menjadi lebih kecil dibanding sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar. Demikian juga sebaliknya jika bank sentral ingin menambah jumlah uang yang beredar untuk menggerakan kegiatan ekonomi dapat dilakukan dengan menurunkan rasio cadangan minimum di bank-bank umum.

B.   Kebijakan Moneter Kualitatif

1.    Pengawasan Kredit secara selektif
                        Pengawasan kredit secara selektif bertujuan untuk memastikan bahwa bank-bank umum memberikan kredit /pinjaman sesuai dengan program yang dijalankan pemerintah. Misalnya, untuk mendorong kegiatan di sektor industri, bank sentral dapat membuat peraturan terhadap bank-bank umum. Peraturan tersebut mengharuskan bank-bank umum untuk meminjamkan sebagian dananya kepada usaha-usaha di bidang industri.

2.    Pembujukan Moral
                        Dengan imbauan moral, otoritas moneter mencoba mengarahkan dan mengendalikan uang yang beredar. Misalnya, Gubernur Bank Indonesia selaku bank sentral dapat memberikan saran agar perbankan berhati-hati dengan kreditnyaatau membatasi keinginannya untuk meminjamkan uang dari bank sentral.

SUMBER :

No comments:

Post a Comment