Pada bab ini, saya akan menjelaskan
kepada kalian bagaimana analisis pendapatan nasional untuk perekonomian
tertutup sederhana dan pertumbuhan ekonomi. Langsung saja pada topik bahasan
kita yang pertama. Tetapi sebelum masuk pada bahasan yang pertama, akan saya
kenalkan terlebih dahulu cara pendefinisian pendapatan nasional.
Pendapatan nasional dapat
didefinisikan tiga cara, yaitu:
1.
Nilai
seluruh produk ( barang dan jasa) yang diproduksi dalam suatu Negara selama
satu periode tertentu.
2.
Jumlah
pendapatan yang diterima oleh seluruh factor produksi dalam suatu Negara selama
satu periode tertentu.
3.
Jumlah
pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu Negara
selama satu periode tertentu.
1.
Pendapatan
Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor
Pendapatan Nasional dengan Perekonomian
Tertutup Sederhana Dua Sektor adalah Produk Nasional Neto dikurangi pajak tak
langsung ditambah subsidi. Jumlah inilah yang diterima faktor produksi yang
dimiliki penduduk suatu negara. Pendapatan Nasional dengan Perekonomian
Tertutup Sederhana Dua Sektor merupakan penjumlahan dari lima hal, yaitu
:
1.
Upah
atau gaji yang diterima buruh atau karyawan
2.
Pendapatan
dari seseorang yang melakukan bisnis individu (bukan perusahaan)
3.
Keuntungan
perusahaan
4.
Pendapatan
bunga selisih dari perusahaan
5.
Pendapatan
sewa
2.
Model
anlalisis dengan variabel investasi dan tabungan
Model Analisis dengan variabel investasi tabungan
adalah pengeluaran yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang
lebih banyak lagi , atau dengan kata lain merupakan pengeluaran yang
ditambahkan kepada komponen-komponen barang modal. Tujuan dari pelaksanaan
model analisis dengan variabel investasi tabungan ini adalah mencari keuntungan
di kemudian hari melalui pengoperasiaan mesin dan pabrik. Analisis keuangan
pemerintah biasanya mencakup 4 aspek sebagai berikut, yaitu :
1.
Operasi
keuangan pemerintah dalam hubungan dengan defisit / surplus anggaran dan
sumber-sumber pembiayaannya;
2.
Dampak
operasi keuangan pemerintah terhadap kegiatan sektor riil melalui pengaruhnya
terhadap Pengeluaran Konsumsi dan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
(PMTDB) pemerintah;
3.
Dampak
rupiah operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah
terhadap ekspansi bersih pada jumlah uang yang beredar;
4.
Dampak
Valuta Asing operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan
pemerintah terhadap aliran devisa masuk bersih.
Terdapat sumber data untuk
memperkirakan Investasi dan Tabungan Nasional, yaitu :
-
Data
Produk Domestik Bruto atas dasar harga berlaku menurut penggunaan
-
Neraca
Arus Dana yang digunakan oleh tim gabungan B.P.S., Bank Indonesia, dan
Departemen
Keuangan.
Dalam menganalisis pertumbuhan Produk Domestik
Bruto terlihat adanya kecenderungan untuk lebih menggunakan data Produk
Domestik Bruto menurut penggunaan. Kalau kita menganggap bahwa perkiraan
Investasi dan Tabungan Nasional Bruto yang dihasilkan oleh Tim Gabungan B.P.S.,
Bank Indonesia, dan Departemen Keuangan lebih mendekati kebenaran, maka
seyogyanya data statistik Produk Domestik Bruto menurut penggunaan yang
dipublikasikan oleh B.P.S. perlu diperbaiki.
3.
Angka
Pengganda
Uraian mengenai proses multiplier dengan
menggunakan contoh angka dapat menerangkan bagaimana proses tersebut wujud,
tetapi tidak menerangkan secara jelas bagaimana menentukan besarnya nilai
multiplier. Penghitungan nilai multiplier dapat dengan lebih mudah dilakukan
dengan menggunakan aljabar.
Dalam perekonomian tiga sektor, perubahan
perbelanjaan agregat bukan saja diakibatkan oleh perubahan dalam investasi,
tetapi juga oleh pajak dan pengeluran pemerintah. Besarnya nilai multiplier
dari perubahan berbagai faktor tersebut akan diterangkan dalam uraian berikut
ini.
Empat jenis multiplier akan ditentukan
besarnya, yaitu: multiplier investasi, pengeluaran pemerintah, pajak dan
anggaran belanja seimbang. Penghitungan nilai multiplier yang akan diterangkan
menggunakan pemisalan-pemisalan di bawah ini:
-
Fungsi
konsumsi adalah C = a + bYd.
-
Dua
bentuk sistem pajak akan digunakan. Dalam contoh yang pertama pajaknya adalah
pajak tetap, yaitu T = Tx, sedangkan dalam contoh kedua pajaknya adalah pajak
proporsional, yaitu: T = tY.
-
Fungsi
investasi yang asal adalah I dan fungsi pengeluaran pemerintah yang asal adalah
G.
-
Ysekarang
= Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
∆Y = K . ∆I
Dimana K adalah
angka pengganda.
Contoh Soal (1):
Dimisalkan (dalam milyar rupiah)
fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka
pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan investasi
sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:
Jawab:
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar
rupiah
Contoh Soal (2):
Dimisalkan (dalam milyar rupiah)
fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran
pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6 dan pembayaran transfer: (Tr) = 5.
Ditanya:
Berapa pendapatan sekarang (Ysek),
apabila terdapat tambahan pajak sebesar 2.
Berapa pendapatan sekarang (Ysek),
apabila terdapat tambahan pembayaran transfer sebesar 2.
Berapa pendapatan sekarang (Ysek),
apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2.
Berapa pendapatan sekarang (Ysek),
apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah sebesar 2.
Jawab:
Apabila terdapat tambahan pajak
∆Y = K . ∆I
∆Y = (-3) . 2 = -6
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + (-6) = 114 milyar
rupiah
Apabila terdapat tambahan pembayaran
transfer
∆Y = K . ∆I
∆Y = 3 . 2 = 6
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 6 = 126 milyar
rupiah
Apabila terdapat tambahan investasi
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar
rupiah
Apabila terdapat tambahan pengeluaran
pemerintah
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar
rupiah
4.
Hubungan
Antara Pertumbuhan Ekonomi, Inflsi dan Pengangguran
1.
Pertumbuhan
Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana
terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi
perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan
outputriil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan
ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi
menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil per orang.
2.
Inflasi
Inflasi (inflation) adalah gejala yang
menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus. Dari
pengertian tersebut maka apabila terjadi kenaikan harga hanya bersifat
sementara, maka kenaikan harga yang sementara sifatnya tersebut tidak dapat
dikatakan inflasi. Semua negara di dunia selalu menghadapi permasalahan inflasi
ini. Oleh karena itu, tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan
salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah eko-nomi yang dihadapi
suatu negara. Bagi negara yang perekono-miannya baik, tingkat inflasi yang
terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun. Tingkat inflasi yang
berkisar antara 2 sampai 4 persen dikatakan tingkat inflasi yang rendah.
Selanjut tingkat inflasi yang berkisar antara 7 sampai 10 persen dikatakan
inflasi yang tinggi. Namun demikian ada negara yang meng-hadapai tingkat
inflasi yang lebih serius atau sangat tinggi, misalnya Indonesia pada tahun
1966 dengan tingkat inflasi 650 persen. Inflasi yang sangat tinggi tersebut
disebut hiper inflasi (hyper inflation).
3.
Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam
angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum
mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu
rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain
sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
Perbedaan antara inflasi dan
pengangguran :
Jumlah orang yang menganggur adalah jumlah
orang di negara yang tidak memiliki pekerjaan dan yang tersedia untuk bekerja
pada tingkat upah pasar saat ini. Ini dengan mudah dapat diubah menjadi persentase
dengan mengaitkan jumlah pengangguran, dengan jumlah orang dalam angkatan
kerja.
Inflasi adalah kenaikan harga secara umum
selama 12 bulan. Ini diukur dengan mengambil rata-rata tertimbang semua produk
konsumen (tertimbang pada frquency pembelian) dan menganalisis tren harga
keseluruhan. Hal ini sering disebut Indeks Harga Konsumen (CPI) atau Harmonised
Indeks Harga Konsumen (HICP). Hal ini menunjukkan berapa banyak, sebagai
persentase, tingkat harga umum dari semua barang-barang konsumsi telah berubah
sepanjang tahun.
Kedua telah dianalisis bersama-sama
dengan kurva Phillips yang menunjukkan tingkat inflasi diplot terhadap tingkat
pengangguran.
Salah Satu masalah jangka pendek dalam ekonomi
yaitu inflasi, pengangguran dan neraca pembayaran.
Inflasi (inflation) adalah gejala yang
menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus.
Ada tiga jenis inflasi yaitu:
1) Inflasi tarikan permintaan
(demand-pull inflation)
2) Inflasi desakan biaya (cost-push
inflation)
3) Inflasi karena pengaruh impor
(imported inflation).
Tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu
negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi
yang dihadapi suatu negara. Bagi negara yang perekonomiannya baik, tingkat
inflasi yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun.
Tingkat inflasi yang berkisar antara 2 sampai
4 persen dikatakan tingkat inflasi yang rendah. Selanjut tingkat inflasi yang
berkisar antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi yang tinggi.
Ekonomi Sederhana (Tertutup)
Dengan asumsi tidak adanya ekspor dan impor
dan tidak ada pemerintah maka komponen permintaan agregat (aggregate demand)
atau output sama dengan konsumsi (dengan notasi C)
ditambah dengan
investasi (dengan notasi I).Y = C + I (1)Seperti telah disebut diatas output, Y
sama dengan income. Persamaan (1) diatas artinya bahwaoutput yang diproduksi
oleh ekonomi sama dengan aggregate demand dimana aggregate demandini terdiri
dari konsumsi dan investasi.
Output ini juga sama dengan income yang
diterima olehseorang pelaku ekonomi (misalnya pengusaha) dan digunakan sebagian
untuk konsumsi dansisanya akan digunakan untuk belanja barang modal guna
melanjutkan proses produksi berikutnya, belanja ini dikategorikan sebagai
investasi untuk memproduksi barang dan jasaselanjutnya.
Dengan demikian income (output) dari sisi
produsen digunakan untuk konsumsi (C) dan sisanya diinvestasikan (I). Dari sisi
alokasi income atau konsumen maka income yangdidapat akan digunakan sebagian
besar untuk konsumsi dan sisanya akan ditabungkan (S), hal inikarena konsumen
tidak mempunyai usaha sendiri seperti halnya dengan produsen sehingga
formula
(1) diatas dapat ditulis sebagai
berikut :Y = C + S
(2) Bila kedua persamaan diatas
digabung maka didapat C + I = Y = C + S
(3) Persamaan sebela kiri adalah
komponen aggregate demand atau output dan sebelah kanan adalah aloksi atau
penggunaan income. Atau output yang diproduksi sama dengan output yang
dijualdan sama dengan income yang diterima. Income yang diterima digunakan untuk
konsumsi dansisanya ditabung. Persamaan diatas akhirnya menjadi:I = S
(4) Saving sama dengan investasi,
artinya sumber dana untuk investasi berasal dari tabungan. Darisisi aggregate,
konsumen atau private sektor tidak melakukan investasi sendiri terhadap
uangnyayang berlebih tetapi pada umumnya akan menyimpan uangnya di Bank sebagai
tabungan (S) dan bank akan menyalurkan dana tersebut kepada orang-orang yang
membutuhkan berupa kreditusaha atau investasi (I).
Dari sisi individual saving yang dilakukan oleh
konsumen tidak berartiakan langung dialoksikan kepada kegiatan produktif
(productive investment), karenaketerbatasan yang dimiliki oleh konsumen
sehingga mereka memerlukan jasa perbankan untuk melakukan kegiatan tersebut.2.
Konsumsi dan InvestasiApabila tabungan berjumlah cukup besar, maka akan
digunakan untuk kegiatan menghasilkankembali barang dan jasa yang diperlukan
konsumen. Dengan kata lain, tabungan akan digunakanmelakukan investasi. Bila
digambarkan dengan rumus, maka akan didapat rumus berikut ini :Y = C + SY = C +
I sehingga I = SFaktor ± faktor yang mempengaruhi besar investasi anatara lain:
1)
Tingkat
bunga. Kenaikan tingkat bunga akan mempengaruhi keinginan untuk berinvestasi,
dansebaliknya.
2)
Jumlah
permintaan. Semakin besar jumlah permintaan konsumen terhadap barang dan
jasa,keinginan untuk melakukan investasi juga semakin besar.
3)
Perkembangan
teknologi. Kemajuan teknologi juga akan meningkatkan keinginan untuk
berinvestasi, karena teknologi yang maju akan mengurangi biaya produksi dan
meningkatkan jumlah keuntungan.
Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Terhadap Pengangguran di IndonesiaSalah satu titik awal kelahiran ilmu ekonomi
makro adalah adanya permasalahan ekonomi jangka pendek yang tidak dapat diatasi
oleh teori ekonomi klasik. Masalah jangka pendek ekonomi tersebut yaitu
inflasi, pengangguran dan neraca pemba-yaran. Munculnya ekonomimakro dimulai
dengan terjadinya depresi ekonomi Amerika Serikat pada tahun 1929.
Depresi merupakan suatu malapetaka yang
terjadi dalam ekonomi di mana kegiatan produksi terhentiakibat adanya inflasi
yang tinggi dan pada saat yang sama terjadi pengangguran yang tinggi pula.
Inflasi
(inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang
berlangsung terus menerus. Dari pengertian tersebut maka apabila terjadi
kenaikan harga hanya bersifat sementara, maka kenaikan harga yang sementara
sifatnya tersebut tidak dapat dikatakaninflasi. Semua negara di dunia selalu
menghadapi permasalahan inflasi ini. Oleh karena itu,tingkat inflasi yang terjadi
dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya
masalah eko-nomi yang dihadapi suatu negara.
Bagi negara yang perekono-miannya baik,
tingkat inflasi yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun.
Tingkatinflasi yang berkisar antara 2 sampai 4 persen dikatakan tingkat inflasi
yang rendah. Selanjuttingkat inflasi yang berkisar antara 7 sampai 10 persen
dikatakan inflasi yang tinggi. Namundemikian ada negara yang meng-hadapai
tingkat inflasi yang lebih serius atau sangat tinggi,misalnya Indonesia pada
tahun 1966 dengan tingkat inflasi 650 persen. Inflasi yang sangat tinggi
tersebut disebut hiper inflasi (hyper inflation).
5.
Pengertian
Uang
Penemuan alat tukar tidak menyelesaikan
persoalan, karena alat tukar yang digunakan belum memiliki pecahan sehingga
sulit dinilai, sulit disimpan, tidak tahan lama dan berat di bawah ke
mana-mana. Kemudian, muncul uang logam yang digunakan sebagai alat tukar karena
memiliki nilai tinggi yang digemari oleh masyarakat umum. Selain itu, uang loga
juga tahan lama dan tidak mudah rusak. Logam yang dianggap bernilai tinggi
adalah emas dan perak.
Dari penjelasan di atas, maka dapat
diketahui bahwa syarat-syarat uang adalah sebagai berikut:
1.
Bisa
diterima oleh masyarakat.
2.
Tahan
lama atau awet, tidak cepat rusak.
3.
Memiliki
nilai yang stabil atau tidak mudah berubah dalam jangka waktu yang lama.
4.
Mudah
disimpan, dibawa ke mana-mana atau dipindahkan.
5.
Bisa
dibagi/dipecah tanpa mengurangi nilai.
6.
Kualitasnya
relatif sama di manapun.
7.
Jumlahnya
relatif terbatas, dan tidak mudah diduplikasi.
Bentuk-bentuk uang ada bermacam-macam,
yakni sebagai berikut:
1.
Uang
fiat/token, yaitu uang yang memiliki nilai di atas kertas (nominal) jauh lebih
tinggi ketimbang bahan pembuatan uang itu sendiri. Misalnya, uang kertas 100
ribu yang nilainya lebih tinggi daripada bahan kertas pembuatnya. Kenapa
demikian? Karena pemerintah dan masyarakat telah sama-sama setuju menghargai
dan menerima uang tersebut sesuai dengan nilai di atas kertas. Biasanya uang
dijamin dengan cadangan emas.
2.
Uang
komoditas, yakni uang yang nilai pembuatannya sama dengan nilai nominal yang
tertera pada uang tersebut. Contohnya, uang emas, perak, perunggu, dan
sebagainya.
3.
Uang
Hampir Likuid Sempurna, yakni aset yang dijadikan uang, namun aset tersebut
tidak dapat dipakai membayar karena harus ditukar dengan uang fiat atau
komoditas.
Lebih lanjut, jenis-jenis dan
Pengertian Uang ada tiga jenis, yakni:
1.
Uang
kartal merupakan uang yang dijadikan sebagai alat pembayaran
sehari-hari karena dianggap sah dan telah diterima secara umum.
Uang kartal biasanya berupa uang kertas dan uang logam.
2.
Uang
giral adalah suatu tagihan bank umum yang dapat digunakan sebagai
alat pembayaran dalam transaksi. Uang giral dapat dicairkan di bank di mana
uang giral tersebut ditukarkan dengan uang kartal. Masyarakat tidak wajib
menerima pembayaran uang giral. Namun, transaksi dalam jumlah sangat besar
lebih praktis dengan menggunakan uang giral, misalnya berupa cek. Penggunaan
uang giral juga lebih aman karena tidak perlu membawa uang kontan ke mana-mana
yang beresiko dirampok oleh penjahat. Contoh lain uang giral adalah giro,
telegraphictransfer, dan sebagainya.
3.
Uang
kuasi merupakan sertifikat berharga yang seringkali digunakan sebagai alat
pembayaran dalam pasar finansial. Contoh uang kuasi, yakni obligasi, saham dan
surat-surat berharga lainnya.
6.
Teori
Uang dan Motif Memegang Uang
A.
Teori
Uang
Teori uang terdiri atas dua teori
yaitu, teori statis dan dinamis
1.
Teori
Uang Statis
yang termasuk teori uang statis
adalah:
-
Teori
Metalisme : uang bersifat seperti barang, nilainya tidak
dibuat-buat
-
Teori
Konvensi : uang dibentuk atas dasar pemufakatan
masyarakat untuk mempermudah penukaran
-
Teori
Nominalisme : uang diterima berdasarkan nilai daya belinya
-
Teori
Negara : uang bernilai karna adanya kepastian dari
negara
2.
Teori
Uang Dinamis
yang terdiri dari teori uang dinamis
yaitu:
-
Teori
Kuantitas dari David Ricardo
Teori menyatakan bahwa kuat atau
lemahnya nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang yang beredar. yang
dirumuskan sbb P = 1/k M
-
Teori
Kuantitas dari Irving Fisher
Barang dan jasa sebagai faktor yang
mempengaruhi nilai uang. rumusnya MV = PT
-
Teori
Persediaan Kas
-
Teori
Ongkos Produksi
B.
Motif
Memegang Uang
Keynes dalam teori Preferensi
Likuidasi menjelaskan bahwa motif masyarakat dalam memegang uang ada 3 macam.
Formulasi dari ketiga motif tersebut adalah motif transaksi, motif
berjaga-jaga, dan motif spekulasi.
1.
Motif transaksi
Pada pendekatan klasik, diasumsikan bahwa
tujuan setiap orang memegang uang adalah sebagai alat ukur. Keynes menekankan
komponen permintaan uang ditentukan oleh tingkat transaksi setiap orang. Oleh
karena itu, semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang maka permintaan orang
tersebut terhadap barang atau jasa semakin tinggi pula. Permintaan uang untuk
transaksi dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat pendapatan nasional.
2.
Motif berjaga-jaga
Uang digunakan sebagai alat ukur menghadapi
ketidakpastian akan kebutuhan di masa mendatang. Keynes percaya bahwa jumlah
uang yang dijadikan alat untuk berjaga-jaga ditentukan oleh banyaknya transaksi
yang diekspektasikan dimasa mendatang. Motif ini juga dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya pendapatan nasional. Semakin tinggi pendapatan seseorang, maka
tingkat kesadaran terhadap masa depan akan semakin tinggi. Kondisi masa depan
yang tidak menentu akan mendorong orang untuk melakukan motif ini. Hal tersebut
akan membawa kebutuhan yang semakin tinggi akan perlunya uang untuk berjaga.
Secara aggregate semakin tinggi pendapatan nasional, maka kebutuhan masyarakat
terhadap uang untuk berjaga-jaga juga akan semakin tinggi.
3.
Motif spekulasi
Keynes juga sependapat bahwa uang merupakan
alat ukur kekayaan. Sehingga salah satu alasan seseorang memegang uang adalah
untuk alasan spekulasi.
4.
Untuk mendapatkan keuntungan/berinvestasi
Arti spekulasi pada motif ini adlah spekulasi dalam pembelian dan
penjualan surat-surat berharga. Motif ini dipengaruhi oleh tingkat suku bunga.
Apabila tingkat suku bunga naik, maka harga surat-surat berharga akan turun.
Jadi naiknya tingkat suku bunga akan menaikkan permintaan untuk spekulasi dan
sebaliknya.
7.
Bank
Sentral dan Bank Umum
1. Bank Sentral
Bank sentral merupakan bank yang mengatur
berbagai kegiatan yang berkaitan dengan dunia perbankan dan dunia keuangan
disuatu Negara. Bank sentral di Indonesia bernama Bank
Indonesia yang bertugas untuk :
a.
Mengatur
dan menjaga kestabilan nilai rupiah
b.
Mendorong
kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna
peningkatan taraf hidup rakyat
c.
Sebagai
Bank Sentral, Bank Indonesia melakukan tugas sebagai berikut:
-
Bank
Sirkulasi, yakni mempunyai hak tunggal untuk mengedarkan uang kertas dan logam
sebagai alat pembayaran yang sah.
-
Banker’snBank
Bank Sentral juga dianggap sebagai Bank-nya Bank.
-
Lender
of last resort. BI dianggap juga pemberi pinjaman pada tingkat terakhir (kredit
likuiditas darurat).
2. Bank Umum
Bank Umum merupakan bank yang bertugas
melayani seluruh jasa – jasa perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat,
baik masyarakat perorangan maupun lembaga – lembaga lainnya.
Fungsi Bank-Umum secara lengkap adalah
:
1.
Mengumpulkan
dana yang sementara menganggur untuk dipinjamkan pada pihak lain atau membeli
surat berharga.
2.
Mempermudah
dalam lalu lintas pembayaran uang.
3.
Menjamin
keamanan uang sementara tidak digunakan, misalnya menghindari risiko hilang,
kebakaran, dll.
4.
Menciptakan
kredit, yaitu dengan cara menciptakan demand deposit dari kelebihan
cadangannya.
Perbedaan Bank Sentral dan Bank Umum
:
Bank
Sentral
1)
Lembaga yang tidak mencari keuntungan
2)
Kegiatan bank dikelola oleh pemerintah
3)
Bertindak sebagai pengawas dan pembina
bank
4)
Dapat secara langsung mempengaruhi
kegiatan usaha bank
5)
Mengeluarkan uang kertas dan uang
logam
6)
Tidak memiliki saingan
7)
Bertindak sebagai Leader of The Last
Resort bagi perbankan
8)
Tidak melayani jasa perbankan bagi
individu dan perusahaan non-lembaga keuangan
Bank
Umum
1)
Merupakan badan usaha yang mencari
untung
2)
Umumnya secara kuantitas dimiliki dan
dikelola oleh pihak swasta
3)
Diawasi dan dibina oleh bank sentral
4)
Kegiatan operasinya dipengaruhi oleh bank
sentral
5)
Hanya dapat menciptakan uang giral
6)
Melakukan persaingan antar bank
7)
Harus memiliki rekening pada bank
sentral
8)
Melayani baik pribadi maupun
perusahaan (masyarakat) secara umum.
8.
Kebijakan
Moneter
Kebijakan Moneter adalah kebijakan pemerintah dalam
mengatur penawaran uang (jumlah uang beredar) dan tingkat bunga. Kebijakan ini
dilaksanakan oleh Bank Sentral. Melalui kebijakan moneter pemerintah dapat
mempertahankan, menambah, mengurangi jumlah uang yang beredar dalam upaya
mempertahankan kemampuan pertumbuhan ekonomi sekaligus mengendalikan inflasi.
Jika yang dilakukan adalah menambah jumlah
uang yang beredar, maka dikatakan pemerintah menempuh kebijakan moneter
ekspansif (monetary expansive). Sebaliknya jika jumlah uang yang beredar
dikurangi, maka dikatakan pemerintah melakukan kebijakan moneter kontraktif
atau kebijakan uang ketat (tight money policy).
Kebijakan moneter dibedakan atas kebijakan
yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. kebijakan moneter kuantitatif
merupakan kebijakan umum yang berusaha untuk mempengaruhi jumlah uang yang
beredar dan tingkat bunga dalam perekonomian. Sedangkan kebijakan kualitatif
bersifat kebijakan terpilih atas beberapa aspek masalah moneter yang dihadapi
pemerintah.
A. Kebijakan Moneter Kuantitatif
Kebijakan moneter kuantitatif dapat
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1.
Operasi
Pasar Terbuka
Bank sentral dapat melakukan perubahan
atas jumlah uang yang beredar dengan cara melakukan jual beli surat-surat
berharga. Pada saat perekonomian sedang mengalami "kelesuan" atau
resesi, untuk mendorong perkembangan kegiatan ekonomi, uang beredar perlu
ditambah. tindakan yang dilakukan Bank sentral dengan membeli surat-surat
berharga, sehingga uang yang beredar bertambah jumlahnya, Pembayaran yang dilakukan
bank sentral menyebabkan cadangan yang ada pada bank-bank umum menjadi
bertambah besar.
Sedangkan pada saat inflasi, untuk
mengurangi kegiatan ekonomi yang berlebihan, uang beredar harus dikurangi.
tindakan yang dilakukan bank sentral ialah menjual surat-surat berharga.
2.
Mengubah
Tingkat Diskonto
Yang dimaksud tingkat bunga diskonto
ialah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah kepada bank umum yang meminjam
kepada bank sentral. Bila pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar,
maka pemerintah menurunkan tingkat bunga pinjaman (tingkat diskonto). Dengan
tingkat bunga yang lebih rendah maka akan meningkatkan keinginan bank-bank umum
untuk meminjam untuk kepada bank sentral. sehingga jumlah uang yang beredar
menjadi bertambah.
Sebaliknya jika ingin menahan laju
pertambahan jumlah uang beredar, pemerintah menaikan tingkat bunga pinjaman.
Hal ini akan menekan keinginan bank-bank umum untuk meminjam kepada
bank sentral. sehingga pertambahan jumlah uang yang beredar bisa ditekan.
3.
Mengubah
Tingkat Cadangan Minimum
Penetapan rasio cadangan wajib
juga dapat mengubah jumlah uang beredar. Jika rasio cadangan wajib diperbesar,
maka kemampuan bank untuk memberikan kredit menjadi lebih kecil dibanding
sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar.
Demikian juga sebaliknya jika bank sentral ingin menambah jumlah uang yang
beredar untuk menggerakan kegiatan ekonomi dapat dilakukan dengan menurunkan
rasio cadangan minimum di bank-bank umum.
B.
Kebijakan
Moneter Kualitatif
1.
Pengawasan
Kredit secara selektif
Pengawasan kredit secara selektif
bertujuan untuk memastikan bahwa bank-bank umum memberikan kredit /pinjaman
sesuai dengan program yang dijalankan pemerintah. Misalnya, untuk mendorong
kegiatan di sektor industri, bank sentral dapat membuat peraturan terhadap
bank-bank umum. Peraturan tersebut mengharuskan bank-bank umum untuk
meminjamkan sebagian dananya kepada usaha-usaha di bidang industri.
2.
Pembujukan
Moral
Dengan imbauan moral, otoritas moneter
mencoba mengarahkan dan mengendalikan uang yang beredar. Misalnya, Gubernur
Bank Indonesia selaku bank sentral dapat memberikan saran agar perbankan
berhati-hati dengan kreditnyaatau membatasi keinginannya untuk meminjamkan uang
dari bank sentral.
SUMBER :
No comments:
Post a Comment